29 Desember 2010

Kecil namun maknanya Besar (perjalanan sel darah merah)

sel darah merah mendesir
tiap sel helai menghelai di sekujur tubuh
bergeser saling kusut mengurai
mecari celah jalan kekal
menjumput hakikat diri
dan mengolahnya kembali

tiap beku sel darah
tersimpan satu madah
terdapat aneka cerita
agar kita mengurainya
melenggang menapaki perjalanan
berupaya mengurai marut kehidupan
terkadang membuat laut dan darat saling berebutan

setiap titik perjalanan
sesungguhnya telah ditancapkan Tuhan
pada senyawa senyawa
yang terdapat di dalam rongga raga
saling berpagutan di jiwa
dalam menghayati dan memahami,
bahwa segala sesuatu
yang diciptakan Tuhan,
walaupun itu teramat kecil
takkan mungkin kita bisa menukil
pastikan ada Hikmah dibalik semua
termasuk sel sel darah merah yang berseliweran

mari kita rasakan denyut perjalanan
yang terakadang membuat ngilu
ataupun membuat kita tergelapar
kerna Tuhan inginkan kita selalu menumbuhkan sinar
dengan upaya kita sendiri
untuk menjemput kebahagiaan abadi

Damainya Pagi Di Hati

mengenangmu pagi

seperti hari kemarin

menjumput hari sekelebat sinar

pada pikiran yang menyilau

menuju hati tiada galau


mengalir air ke dalam kalbu

menjadikannya embun yang bergelimang di dedaunan

menyulapnya menjadi basah

menghembuskan rona tanah tak perlu resah


matahari pelanpelan meninggi

merasakan aliran hangat kenyut nadi

merasakan debar segejolak gumpalan awan

akan gundah yang pelanpelan mulai berjatuhan


aku kepayang

pada hitamnya kopi yang kutuang

memberikan kedamaian setiap musim yang pasti terulang


aku bersujud

menciptakan hening di pagi

laksana puisi seharum melati

yang kutulis pagi ini


padamu, Tuhan.

aku bersyukur

akan limpahan kasihMu

yang tak kan mungkin terukur





(27 Desember 2010)


Tuhan dan Ibuku

~

Di tiap jejak sujudmu, ibu

Aku mencium

Harum tetes keringatmu,

Basah


Pada tiap bulir rindu

getar akan suara indahmu

resah


pada dzikirmu, ibu

tak henti gemeretak tubuh

bergetar memohon ampun

atas segala khilaf dan dosa kami


menikmati tangismu

tersesak tersedu di sepertiga malam,

kala kau sendiri


aku iri,

mendengar kidung paling mesra

yang kau ucap patah patah dan pelan

pada gelisah nan gundah

dengan sang kekasih, Tuhanmu


aku cemburu,

begitu syahdu

percumbuan bathinmu denganNya

bergelinjang dengan gelap

meluapkan hasrat

bercinta tidak hanya semalam

dengan Dia

yang juga cinta dari segala cinta,

Tuhanku





(pertengahan malam,25 Desember 2010)

Judulnya, Apa Saja terserah Engkau

~

Angin itu membuih

Dalam secangkir kopiku

Terasa pekatnya

Hitam melindap luruh dalam gelap

Ku aduk

Dengan hati

ku rekam tiap gelapnya

Dalam fikiran yang berkecamuk

Mencari kata membangun sarang rasa

kejang denyutku terasa hidup


Tersengal

Tapakku tak terkepal

Ada cinta di sana

Ada rindu yang indah

Ketika sinarNya menelusup halus dalam gelora


Aku tahu, Dia ada

Sejak lama

Menunggu aku datang

Memberikan pijar indah bercahaya terang

Dalam pencarian

Tuk melayat diri yang lama mati!


Tuhan,

biarkan aku menggumuli Engkau dalam hausku

biarkan hitam hanya ada pada kopiku

bukan aku gila akan putih

namun tak ingin menjadi ceceran tinta yang terinjak percuma

lalu hilang!


Aku ingin ada

Kerna sayangMu lebih dari segalanya.




(22 Desember 2010)

SimSalabim

~


langkah melangkah pada langkah tak tergesa

memanah kata melenggokkan pena

membuai aksara memilah rupa

mencari gelora tak surutkan sinar dupa rupa mantra

pada pancaroba bermusim bertekuk pusara kata


abrakadabra!!


jadilah!


mutiara kata




(22 Desember 2010)

Untuk Dytha Sayang

~

Dytha

Aku harus bilang apa tentang kesedihanmu?

Aku harus katakan apa tentang sakit itu?

Agar airmata itu tak terus tumpah?


Aku sendiri tak tahu..

Kerna kemarin

Airmataku,

Engkau yang menghapusnya

Ingat?


Ketika kau peluk sembari membisikkan kalimat teduh

Yang sungguh membuatku malu


dan,

Sebenarnya wanita tangguh itu, kamu


Hanya terkadang, kita

butuh sandaran kala hati berada di luar pikiran

Kini, aku rela memberikan semua air padamu

walau hanya ada setetes di lubang bambuku

untukmu,

Air yang sungguh datangnya dari aliran mata air

Dari dalam jiwa


Mari, dek

Aku peluk engkau

Aku hapus airmatamu

Walau tangan kita berjauhan

Tapi yakinlah!

Do'akan selalu mendekatkan..




(20 desember 2010)



Lorong Gorong Tak Ingin Kosong

~

loronglorong berisi kalimat kosong

goronggorong hilang di bawah kolong


terjerembab dalam udara pengap

menahan kantuk selepas lelap

: subuh terlupa


muka membuas

khayal ikut tertawa keluar

wacana yang berisi entah

lalu,

menulis di lorong sempit

lukaluka mengemuka dalam eja tak beraksara

remah meremah pada tanah basah

mengaduk di atas penggorengan tak kenal lelah


oh, ibu,

aku cinta padamu


oh, bapak

sayangkupun selalu untukmu


restui, aku

tarik aku dari kolong lorongku




(20 desember 2010)

Kupu Kupu

~

ulat

menggeliat

banyak yang enggan

melihat dan mendekat


ulat

berubah bentuk

menjadi kepompong

mengisi ruang kosong

pada batin dalam sepi

merenungi diri


kini,

ulat menjelma

dalam rupa indah

menarik setiap mata

ingin meraih warna

yang gemas pada sayapnya

menjelma kupukupu nan indah



dan aku,

mengepakkan langkahku

walau tak sekemilau kupu

agar jiwa

tak kembali rapuh.




(19 desember 2010)

Tiada dan Ada

~

tiada hujan

malam ini

tapi rinduku deras

kepadamu


tiada petir di langit nan gelap

namun cinta ini segelegar kilat

menghujamku


tak kulihat danau

pada lembah itu

namun selalu ada telaga

setiap kali aku mengenangmu




(18 Desember 2010)

Ku Ikhlaskan

~

kucium wangi malam di sudut kamarku

membius bilik jiwa

merentangkan sayap bagi mata bicara

membunuh lara kala kita menempuh jalan berbeda


sudah kuikhlaskan hari kemarin

meretasmu bersama mimpimimpi

walau tanpa terjamah

namun kurasa cukup indah


sudah kuikhlaskan kata kalimat tajam

yang kau ucap,

kerna hatimu tak mau tertancap

pada aku bintangmu yang telah menancap

dalam jiwamu kala mataku menatap


aku ikhlaskan jalan kita

kerna ingin langkahku seluas samudera

walau aku tahu dirimulah pembukanya


engkau tetap di hati

namun maaf kali ini aku harus pergi

tak ingin lama menikmati

tikaman rindu senikmat belati hati


jagalah diri

seperti engkau menyemangati diri ini

kerna aku tak ingin berlamalama dalam mimpi..




(16 November 2010)

15 Desember 2010

KadangKadang (Sebuah catatan Aneh)

~

Kadangkadang

Aku ketagihan berkadangkadang

ataupun enggan menerima keterkadangan


Disaat hati senang

terkadang ingin kuungkapkan lewat pena

agar hati lapang

walau aku kerap meradang


kutelusur rimba jiwa

yang terkadang jauh di belakang

atau melangkah maju ke depan


pada sinar yang terkadang aku silau akan cahyanya

kerna semua tercipta dari pikiran

yang datangnya juga kadangkadang


saking penuhnya kadangkadang,

hingga aku lupa terkadang mau mencatat dan mengurai apa


Aku suka disaat datang keterkadangan,

disaat cinta datang menerjang

yang terkadang membawaku ke sudut keterhampaan

ataupun membuat hatiku berbungabunga

walau banyak, larangan !


Ah,

kadangkadang..

aku merasa terkadang menjadi manusia aneh dan unik

melanglang dengan perilaku dan pikiran,

walau rasa malu sering melarangku untuk berkata, jangan !


Ya,

aku hanya manusia

kerna Dia,

Tuhan Sang Maha Penyayang..



(13 November 2010)



Aku Ingin Sabar Agar Pintar

~

Poros pinak membacaku dalam kisikisi lebam

membungkah kelam bak meriam pada dada yang terdalam

Oase itu menepuk tapak kakiku

agar aku mencandunya walau secuil

Dalam kepekaan bayang di atas selendang panjang

Aku meraih fatamorgana yang kian gelap oleh mata

Memburu diburu sembilu, yang aku ciptakan dalam kalimat2 semu

menggodaku ikut merasakan keterasingan dalam kaca bening

merona basah diatas pelepah kian memerah


aku tercenung

dalam kerontang yang aku basahi sendiri

membuaiku bergelinjang dalam tabir misteri akan "Ada"ku


dadaku berdentam berdetak lemah

menina bobokan belati jiwa agar bersabar

walau pikiran lapar bernalar


ilmu,

perkayakan batinku

berdayakan rasaku

untuk tak tergesa memanah

yang tidak harus kuterjang..


kerna,

aku ingin sabar dalam berbuat dan berkarya




(12 desember 2010)

Aku Rindu

Detakdetak dalam rasa

akan ngilu yang tak tertumpah, padamu..


Gerimis buatku menangis

merangkai kata dalam alunan jarijari tertawa meringis


Gemas membuaiku pada luka yang tak jua sembuh..

namun hati selaksa sembilu

membiru


memandangmu,

diatas hamparan pematang semu

aku rindu..



Di Ruang Sunyiku

~

meilpat lembaran lembaran masa lalu

dalam selarik pena yang kutabuh

ruangku tergejolak

dimana aku temukan cahaya kilau wajahmu

dalam bayang kekakuan

kala kita bertemu dulu


danau biru yang terselip di senyummu

memberi nafas kala kita bercumbu rayu

walau jarak teramat sangat jauh


aku selalu memikirkan engkau

aku merindumu,

walau sebatas angan angan


aku bahagia dengan rasa yang kupunya

kerna dia tak mau punah

walau keegoisan menjauhkan kita

yang akhirnya membelenggu apa yang kita rasa


Dan,

Semoga Kau Bahagia Disana..:)

Ayah

~


ayah, tak kenal lelah engkau berharap

pada senja mata menatap

tak kenal jejak dirimu menapak

demi aku..

aku, yang selalu haus kasihmu


ayah,

perkasamu begitu membanggakanku

membelai malam dikala teman lain terlelap

menatap satu satu gambar tanpa picing mata awam

kerna kau begitu terampil melukis awan


demi aku,

aku dan kakak

yang sangat kau kasihi di dalam hatimu..


terimakasih ayah,

untuk segala pengorbananmu

aku tak akan ada,

kerna usahamu yang begitu mendupa

demi keluarga kita..


kerna kami,

adalah bintang yang tak akan pernah karam di hatimu




(11 desember 2010)

Cahaya Pucuk Ilalang

~


Malam ini dingin, kekasih.

Aku mengigil dalam rintik

Bergumuruh di langit menitik

Sedebar hatiku dalam detik


Malam ini hujan, kekasih.

Jiwa meriuh dalam rindu

Laksana salju yang yang jatuh


Malam ini hujan, kekasih

Walau derasnya tak sehebat malam kemarin

namun getarku akanmu

Lebih dahsyat dari hujan semalam


Malam ini,

ingin kuuntai engkau

dalam nyanyian sepi berbalut kasih putih

Di kala senyap membawaku kepada mimpi

memandang cermin kaca, ingin kau abadi


Malam ini hujan, kekasih.

belum jua setahun kita berpisah

Tepat kala kau pergi menorehkan luka di dada

Tanpa ingin kembali





(8 November 2010)

Cahaya Pucuk Ilalang

~

aku ilalang

tak kenal musim melanglang

diinjak retak gemuruh selalu lapang

menelusur bathin tiada malang


aku ilalang

menari kala angin menerobos pucukku

didebar jantung nan gemuruh

pada ujung rindu kerlip menggodaku


dialah cahaya..

sinar yg buatku bertahan

mengeram di segala musim

walau tanpa lahan


dan akulah Ilalang,

rerumput yang bersemayan di sinar hatimu

agar aku kuat bertahan

di segala gelombang kehidupan..





(7 november 2010)

Gelombang

~


Badai itu datang lagi

Kali ini, aku habis di terjangnya

Dia mengeluarkan gelombang !

dan aku terlempar sebegitu frontal


Badai itu datang lagi

Mata air milikku tak sanggup menahan cibiran sinisnya

Yang membuatku muak

tapi aku tetap diam diterjang makian


Badai itu datang lagi

Dan aku Cuma sesungguk sembari sesekali

Mengusap telaga milik buah cinta kami


Tuhan,

Jika kebahagiaan orangtuaku

adalah penderitaan panjang milikku

Aku rela,

kerna aku tak bisa memberi apa apa pada mereka

Tapi tolong,

jangan habiskan harapan dan mimpimimpi

yang membuatku tetap hidup..

selalu tangguh untuk bertahan






*catatan hanya fiksi, melihat makin maraknya KDRT simbolik di dalam suatu keluarga..




(6 November 2010)



Kusegerakan Menujumu, Gunung.

~

engkau nan gagah di sana

memanggilku lagi

tak mau aku bercerita duka

engkau menungguku untuk cerita lain

bukan lara..!


aku rindu tapak jejak itu

di atas tanah basah kerna embun menyelimuti

debudebu berserakan di atas rimbun dedaunan hati


aku rindu lebat lembah

pinus yang mewangi diantara nyanyian camar hutan


dan

Lihatlah !

kolam di tengah itu airmata dewa

tempat aku membasuh muka

menampakkan lagi derai tawa


aku rindu wangi malam

kala jangkrik saling bersahutan

pada gelap pemecah sunyi kebekuan

menderu detak jantung berpagut kedinginan

aku memeluk hening..

gigil nan beku pada embun kegalauan


Kau Gunung,

menunjukku menapak angkuh perkasamu

dan aku karam diatas puncak langit

memandang takjub

akan keesaan Tuhan..





4 Desember 2010

Please, Listen To me, Mama..?! :)

~

Mama,

tahukah kau lagu Kitaro,

yang aku dengarkan sekarang?

tiba tiba menghentakku

walau sebelumnya sudah aku dengarkan ribuan kali


mama,

tahukah kau ?

aku ada, di tiap tabuhannya


tidak ingin sinarku redup

tidak mau hasratku tenggelam

tidak ingin harapanku hilang

tidak ingin kemampuanku terbias nasib


mama,

aku adalah bintang di langitmu

aku adalah sinar di hatimu

biarkan aku menjadi diriku

menunjuk bulan yang telah kau berikan padaku

menombak matahari yang telah kau panah untukku


mama,

aku adalah cinta yang di dalamnya ada senyummu

aku adalah hentakan nada nada yg tercipta pada nadimu

aku tak mau tenggelam dirayapi takdir


aku ingin punya karya

sebelum tutup usia...




(Pertengahan Malam, 3 desember 2010)

Tulisanmu, Kilau Fikiran Hatimu

~

ketika rupa dupa berkata kata

berebut dalam aksara memakna eja

dalam makna aku memandang senyap di kejauhan

dia lenyap, enggan lagi membelaiku

melindap berlari menjauh


tak melulu aku ingin direngkuh pilu

tak ingin aku sendiri dalam kelu

eja aksara itu merabaku

dalam kaca sajak kupandang tanpa jemu


membuka setangkup pintu misteri

kotak pena penuntun jemari

akan indahnya kalimat tiada dusta di hati


tulislah Cinta !

tuangkan fikiran dalam goresan tinta


rengkuhlah syair !

dia yang berjiwa indah dalam makna


sederhanakanlah !

keinginan membara yang memenjara luka


nyanyikanlah !

suara hati pesona dalam jiwa


ungkapkanlah !

pada larik putih yang akan kau mantra


kerna, tulisanmu..

dialah kilau fikiran hatimu..





(2 Desember 2010)

Pematang Rindu

~

Tidurku tak tercumbu rayu

terlelap tanpa kelambu

menyayat kelu

Nada nada pedih mengalun sendu

Dari luar kamarku

Tersayat kabut abu


Aku berpayung dari mendung

Berdiri di tengah keterluntaan

Atap langitku hitam

Berasap rakit teruntai jalanan


Kekasih mana dirindu

Yang seorang hambakah?

Atau Dia Sang Pencipta ?


Ketika jeritan itu kencang terluka

layaknya gerimis mengais ngais

tersesak tangis teriris


Hidup merasa tak berdaya

Ketika hujaman ujian tak kenal arah

Hidupkan lagi jiwa !

Hadapi kenyataan !

Bukankah bertahan hidup adalah pilihan ??





(30 november 2010)

Tak Perlu DiSesali

~

Tidurku tak tercumbu rayu

terlelap tanpa kelambu

menyayat kelu

Nada nada pedih mengalun sendu

Dari luar kamarku

Tersayat kabut abu


Aku berpayung dari mendung

Berdiri di tengah keterluntaan

Atap langitku hitam

Berasap rakit teruntai jalanan


Kekasih mana dirindu

Yang seorang hambakah?

Atau Dia Sang Pencipta ?


Ketika jeritan itu kencang terluka

layaknya gerimis mengais ngais

tersesak tangis teriris


Hidup merasa tak berdaya

Ketika hujaman ujian tak kenal arah

Hidupkan lagi jiwa !

Hadapi kenyataan !

Bukankah bertahan hidup adalah pilihan ??





(30 november 2010)

Tulisanku, Ruang Kebebasanku..

~


fikiranku penuh, namun tidak keruh

fikiranku lugu tapi tak mau buntu

aku melayang dibawa angin

kala kesepian memutari fikiran

aku merana berteman sunyi

walau terkadang aku menikmati sepi

dalam perihku sendiri


ah, aku tahu..

tulisanku kali ini kurang apik

tapi,

setidaknya aku sudah menulis apa yang

terkadang membelenggu di dalam otakku


ragaku terpenjara

oleh kenyataan

namun aku tak mau,

fikiranku dipalu dan kau kekang jua

terserah aku'mau menulis apa saja

terserah aku !


kerna ini disinilah ruang kebebasanku

satu hal,

tulisanku tidak untuk menghina kamu !



(29 november 2010)

29 November 2010

Tak Mau Mati Hati

~


merabah lelah di tengah gulita

aku mencumbumu

dalam bingkai semu

menghitung goyangnya pendulum

mengelabui mata hati sendiri

membuka jiwa mati

agar tak kian mati hati..




(29 november 2010)

Surat terakhir Untukmu..( aku Pamit)

~

terimakasih sudah membalas pesan dinding terakhirku..,

sangat kuhargai...


kianlah sehat..

dan bahagia dengan masing masing kehidupan kita yang berbeda


seperti katamu dulu,

biarlah ketidak sengajaan yang akan mempertemukan kita..

tanpa dicari ataupun mencari...


aku pergi,

demi langkahku agar terasa ringan dan tanpa memberatkanmu..


aku pamit...


~salam... 




(27 november 2010)

Bebas !

~ catatan sederhana


bebas aku bebas

walau tiada tahu apa makna bebas

aku bebas mengepakkan sayapku sendiri

aku bebas menciptakan melodi

bebas menggantungkan tali

tapi tidak di leher sendiri !


aku bebas

aku bebas

tak apa

walau terkadang harus dijahati

aku bebas dari kesenangan lirih

yang terkadang membuatku letih berdiri


aku bebas

aku bebas aku bebas


terserah aku kini

mau menulis apa saja sesuka hati

tanpa ada yang harus tersakiti

kerna rasa itu milikku sendiri

dan

tak akan kubagi lagi !

Maaf ya Kopi, aku mengalihkan Rasaku padadanya, kepadamu.. hiks :(

Sudah dua cangkir kopi aku seduh di pagi ini, Entah kenapa aku seperti blingsatan menikmati rasa si hitam itu. Yang terkadang lidahku terasa sedikit jengah meneguk nimatnya, mungkin kerna aku terus mencoba eksplorasi rasa, dengan menambahkan creamer atau apapun ke dalam warnanya.Terkadang malah aku beri teh, hanya untuk sekedar tahu saja, ternyata tetap enak rasa asli kopi.. satu sendok kecil hitam murni yang dicampur dengan tiga sendok kecil gula.

Biasanya cukup sehari dua cangkir aku mereguknya, tapi, sudah beberapa hari ini aku seperti seorang ratu kopi, lagi dan lagi tanpa ampun aku menyeduhnya, mungkin, jika tidak diimbangi dengan makan yg teratur, dan dengan sedikit bergerak, maagku sudah kumat lagi, kerna sedari SMP, aku sudah punya penyakit sejuta umat itu, dan sudah mencapai akut ketika duduk di bangku kuliah. Alhamdulilah, ternyata dengan hobiku yang tidak bisa diam, dan selalu senang mencicipi apa saja, maagku berangsur pulih, walau terkadang penyakit itu suka datang juga kalau aku kebanyakan makan sambal,hehehe..

Dan jika seandainya kopi, bisa menggantikan hadirnya di dalam hatiku.. akan kureguk hitamnya, tidak peduli walau harus minum 10 gelas sehari..:D

pastinya, akan kuimbangi dengan sedikit menyayangi tubuhku, tentu saja banyakin porsi makan dan berolahraga. agar tubuhku bisa imbang.. tidak seperti sekarang, aku merasa limbung jika harus mencicipi gambar wajahnya, dan merasakan perih ketika dia jarang hadir membalas sapaku.

hiks, Kopi.. ternyata engkau memang kawan yang paling mengerti dan selalu di hati, jangan marah ya, jikalau aku mengalihkan rasa untunya kepadamu, aku tak mau kehilangan sahabat setiaku saat ini, engkau.. kopiku..

Pedagang

~Pedagang


hitung menghitung

mencari untung

demi nasi sekantung
~Kangen


aku pilu

mencari di rindu

telah pergi menjauh

Sabar

~

menganyam jerami

menguntainya satu persatu

sembari berbagi rasa

dalam kesederhanaan

demi cinta..







(13 november 2010)

Cuma Air Mata

Hanya ada, airmata..

Airmata !

Terasa sungguh sesak !

Di jiwa..


Airmata..

Airmata !

Digenangi telaga..

Kering sudah airmata..

Menelanjangi mata air


tak bisa ku berkata hanya airmata,

tak mampu ku berucap,

hanya airmata..

Mencuapkan pedih !

Tidak hanya di mata

namun, di perih !


Sakit

merintih

teriak !

Siapa yang mau dengar, kecuali Tuhan ??


Hanya airmata

airmata..

Kering gering lengking !


Sesak mengeluap

berteriak !


Cukup sudah airmata

airmata..

Pembasuh kepulan debu di wajah


ataukah memang debu debu itu

sengaja Kau turunkan sebagai pengusap airmata,

kerna begitu banyak duka,

terkubur awan yang siap memuntahkan kegalauannya..

Kado Terindahmu, Di Akhir Oktober

~

Awal November,

tanah itu masih basah jejak hujan bulan kemarin

dia masih merah kerna luka yang kau injak di hadapku

tatap itu masih redup akan kisah lalu

telah aku hanyutkan tanpa kenangan sedikitpun


aku engggan lagi menoleh

hanya ingatan tusukan kata

yang kau hujam ke uluku tanpa ampun


aku perempuan,

yang pernah kau sayang

kenapa begitu kejam menusuk nusuk hatiku

dengan seribu pradugamu


kado terindah itu,

cukup ucapan sinismu saja yang ku kenang

sebagai bekal aku pulang




(1 november 2010)

sajak Itu Kamu

~


Ketika selendang merah aku hempaskan ke pojok lingkaran

Aku tahu,

Kita akan sama sama terluka

Ketika hitam kita jentikkan

Kita bahagia di atas getar

Pada gemulai getir yang terkadang kita takut hadapi


Kita berupaya memburamkan cahaya

Di mana sinarnya datang dari nurani lara


Kau peluk aku dengan semiris ngilu belati rindu

Kau dekap aku walau tanjakan itu terasa berat bagimu

Kau lapang di kala aku teramat gersang

Belai aku dalam elusan lautmu


Kini, rinduku membiru

Melabur bersama gemeretak pilu

Aku melukis langit haru

Di sana wajahmu merintih pilu


Jikalau puisi itu adalah kamu

Aku takkan membiarkan ombak kan menyapu

Jikalau sajak itu adalah gemetarmu

Kan kubiarkan dia terus membelaiku


Pada malam di mana kita merasa dingin,

Pada hangat ketika jemari saling menempilin


Kamu

Aku

Dan rindu,

Yang hempaskan kebekuan abu di hatiku dan milikmu



(28 oktober 2010)

Indonesia, aku Cinta Padamu..

~

mau jadi apa.. mau jadi apa, Indonesiaku yang ayu

akan seperti apa, Indonesiaku nan gagah layaknya Garuda

mau dibawa ke mana Indonesiaku mulai terkikis hilang tanahnya

bencana terjadi di manamana..

dari ujung Sabang sampai ujung Merauke


anak anak menangis

ibu ibu menjerit kehilangan bayi

tua renta tersedu sedan di tinggal istri dan suami


air melibas begitu banyak nyawa

tanah gemeretak menghamburkan begitu banyak duka

menggulung mereka dalam amuk sangkala

hidung gunung meleleh lelah

terbatuk menularkan virus sendu luluh


teriak berteriak sebelum ajal menghajar

menangis sesunguk menyesal setelah semuanya usai


sementara bapakbapak besar dan ibu nan bijaksana itu kemana ??

saling menyalahkan meninggalkan luka tanpa kata

duduk ongkang kaki di belakang meja tidak peduli

menghitung pundi pundi hasil jerih payah korban tsunami

mencari muka tampang model sana sini sebentar senyum di televisi

pura pura lirih !


tak selamanya langit kan bergelayut mendung

tak selamanya hutan di gunung ditebasi tiada pelindung


tenanglah ibu..

kan ku jahit pelan pelan robekan di kebayamu dengan lagu

kan ku seka air di matamu dengan sapu tanganku


pelanpelan.. dan pelan..

kusulam itu satu demi satu

penuh khusyuk aku panjatkan Do'a selalu

untukmu ibu pertiwiku..


27 Oktober 2010

Ketika

~

Ketika anak anak mendulang tangis di balik ketiak

Memohon kepada hujan

Agar tidak kering pusaran jiwa


Berbagi peluh dalam kasih

Menadah pilu kakek kepada buyut

Menyibak beku istri kepada suami


Ketika kehidupan hilang makna

Aku lihat sawah sawah penuh hama

Gunung gunung sepi dari embun jiwa

Lautan tiada biru

Tetutup kelabu

langit seakan enggan mencium bau rusuh


sungai sungai membeku tiada bening

tiada tempat berbagi kerling

semua kering

semua membuncah

dalam amuk amarah Sang Penguasa


duhai dunia,

kemana tawa canda pemecah kebekuan jiwa

pinjamkan aku linggis pemecah kelu,

kalbu..



(26 oktober 2010)

Hati

~ Hati


Memiliki hati

adalah karunia tersendiri dari Ilahi

Mempunya hati

Bisa mengukur

sedalam apa kasih menerjang nurani

Menerobos hati

mencari makna di balik hidup sejati


Hati resah

hati gundah

hati senang

hati bahagia

hati luka

Hanyalah bolak balik duniawi


Sebenar benarnya hati

ada ketika kita bisa berbagi

untuk saling mengasihi


Mengasah kembali jiwa manusiawi

Agar tidak lupa diri

Bahwa kehidupan, adalah sajak itu sendiri



26 oktober 2010

Ah, Aku Malu

~

Aku berjalan pada arah yang ku anggap benar

Banyak kisi kisi lebam mengetuk debar

Aku menjelma

Menebar buai dosa

Memecah mengalir pada bidang wajahMu


Di malam gelap aku berbisik

Pada jelmaan diriku yang terbakar debu

Terbakar asa menggebu

menapaki kerikil

Membuang begitu banyak rerumput

Menebas pekat rasa yang tertinggal tadi pagi

Mengaum pilu aku di sudut lingkar itu


Terseok seok aku menuju pesta

Padanya gemulai dalam dansa

Yang membuatku telanjang

Melepas satu satu harga diri yang tertinggal di rumah tadi siang


Aku teluka

Melihat begitu banyak kawan

Tertidur di pinggir jalan

Redup lukaku

Melihat tawa mereka tiada luruh

Dalam keterseokan pilu


Aku tertinggal, Jauh..

Di belakang,

mereka menarik ikhlas

Yang lama hilang dari diri


Ah,

aku malu..

kurang merasakan apa yang kalian rasakan


terimakasih untuk menyisihkan tawa lapang

dalam hangat surya yang pernah hilang

kita bersama menyingkirkan derita

lepaskan bahagia dalam tawa

dalam kesederhanaan yang luar biasa


semoga akan selalu bermakna..



Untuk Lampau

~

menggores di ujung lelap

aku menghilang dari kamu

membentur sesal habis berkesudah

lautan jelaga itu jadi api

membakar runai yang pernah kita tanam bersama


kini saling membenci

membalikkan kemesraan

dalam dusta yang kau buat


kemilau itu tetap ada dalam diriku

kau dengan ruang hampamu

tertawa tidak pasti

di mana di sana bukan dia yang kau tuju


jangan lagi pernah datang padaku !

walau hanya dalam mimpi


simpanlah kelu untukmu sendiri

jangan pernah kau bagi lagi

untuk hati yang tiada mengerti

dan aku..

tetap pasrah pada nurani

kerna itu hanya harta yang aku miliki




(24 oktober 2010)

Waktunya

~

jika tiba saatnya

aku menuai padi di ladang tak lagi gersang


akan kupersembahkan kepada alam

tarian gemulai ketika aku merindukan bulan

nyanyian indah,

kala resah membidik panah

agar tak meleset ke lain surya


aku tak ingin selamanya telanjang

tanpa ilmu yg membuatku terkekang

meraba malam malam sendirian

hanya di temani syahdu sinar rembulan


aku menemukan yang hilang

ketika mimpi itu berkenalan dengan waktu

bercumbu dgn kenyataan

dan jatuh hati pada kepiluanku


aku mau merdeka !

tanpa mengabaikan cinta lainnya

sembari memberi kasih pada kaum papa

kerna hidup memang harus bermakna





(23-10-2010)

Senjata Itu Berupa Do'a

~


aku buta

tapi aku ingin terbang

aku tuli

tapi masih saja mencari

aku lembab

tetap terasa kering

akulah sang alam

tapi bergelinjang dengan kesemuan


kamu di belakangmu

yang di depanmu

ada di hadapku


dia di sampingku

di pojok keluku

belum jua mau membeku


aku petarung kalah yang belum mau menyerah

dengan tombak aku menerjang

menerabas

cagar langit

agar tak pudar sinarku..


kini aku

bersiap membidik tujuan

dengan badik setia berupa

Doa..



(17 oktober 2010)

Kini

~

hampa

kedap

pengap

lembab

terjerembab

gemelusuk

pekik

bising meringkik

seperti desing


denging

tak mau pergi

kerling

tak menggoda

suara suara berlengking lengking

berisik !


mundur

kejur

dalam lebur


rupa rupa wajah kusam malam

aku sendiri

menari dalam lari

tenggelam di hening

kini..



(14 oktober 2010)

Mimpi Mimpi

~


mimpi mimpiku mengucil jatuh bersama bayang jemu

mimpi mimpi kamu terbang bersama waktu menghampiriku

ketika mimpi mimpi berputar pendar di atas kepalaku

aku mengurungnya

mengendapkan akan segala upaya kupunya


aku sekap mimpi mimpi dalam takdirku

hatiku berteriak

jangan kalah !

jangan kalah!

jangan menyerah...!

tidak boleh pasrah !

Tuhan selalu menginginkan jiwa tangguh

untuk terus hidup dalam mimpi mimpi


mimpi mimpi terus menghampiriku dalam lembab

tak boleh mati bermimpi !

mimpi mimpiku walau sempat karam jangan terhempas gelapnya malam

walau cinta hening

selalu hidupkan hatimu menjumpai bening





(14 oktober 2010)

Mencium Wangi Gerimis

~


aku mencium wangi gerimis di selangkangan tanah basah di emperan rumah

aku tuai akar lembayung menjelang sore siap merekah

aku racik kopi hitam di sela sela gundah

lagi,


aku embun panas,

siap menerjang kisi kisi telanjang tanpa palang

gemericik uap kopi berburu pilu

melumer

tanpa debu menelusuh


duhai sayangku,

gelincirkan saja penggalan penggalan kisah

biarkan dia di mana harus rebah

bebayang akan memberi jejak kepada kita

untuk tetap sederhana menghadapi kelembutan,

gerimis cinta





(14 0ktober 2010)

Diri

~


Tuhan,

beri aku keresahan

kerna sering lupa akan engkau


Tuhan,

adakah harum wangi diriku

serupa bunga telah layu,


bau..




(13 oktober 2010)

13 Oktober 2010

Ma, Aku Rindu

~


ma,

di sepertiga malam ini aku rindu engkau sekali

entahlah ma..

seperti hari lainnya

akupun selalu rindu engkau..

apakah malam ini doamu terasa menusuk

menembus alam sehingga begitu menohok jantungku


apakah malam ini engkau sedang sesengukan memikirkan aku

walaupun aku tahu,

tiada hari tanpa aku mengingat kasih sayangmu

tiada habis waktu doa yang selalu kau tujukan padaku


ma,

aku rindu belaianmu

seperti saat dulu

engkau mengusap pupur kewajahku

dengan penuh cinta

seperti saat dulu.. engkau menyisiri rambutku

seperti dulu... saat..saat dan bermilyar saat kau menyayangiku..

tak terbilang dan terbilang.. begitu banyak kasih sayangmu


ma,

usap airmataku kali ini ma...

airmata rindu akan pelukmu

airmata penuh sesal

terkadang tak peduli akan segala pengorbananmu


setiap tapak kaki yang kau hujam kebumi

adalah nyanyianmu agar aku bisa selalu berdendang

bersama berengkuhan tiada kekurangan

walau bercecer darah terasa panas menembus aspal

tak kau rasa


aku rindu engkau ma

rindu mendekapmu

duh, jikalau tubuhku bisa menembus langit

kan kurengkuh engkau Ma..

tiada ku lepas

sembari mencium wangi surga dari tapak tanganmu


Ma,

aku rindu sekali..

Nurani Tidak Akan Lari

~


Larilah lari

Melaju menderu

Jangan takut dilalap api

Airkan selalu mengalir

Sungai kan tetap menuju hilir

Lagu tidak selalu terasa sendu

Ratap tidak pasti pilu


Darahku mendidih belum pasti tumpah

Ragaku menggigil tak seperti kerikil


Di atas kertas kosong

Semua terlimpah

terkadang merangkainya

pun airmataku ikut tumpah


berdekap dalam hangat

bersidekap dengan lembab

dengan meringkih menyiasati cinta

kerna tak ada yang bisa berdusta

dialah hati yang memiliki mata…


Nurani…

Menikmati Hening Di kala Sepi

~


terkadang merasa gerah

kala,

kerikil tajam kerap menghantam

ketika kita di lempar ke dalam larung jalanan


tertebar harum menelusuk

pada saat memanen api yang tak kan pernah padam


beranjak kian resah

ketika benih yang aku tanam

menimpa diriku sendiri


lorong lorong kosong

seperti berlomba meniup

saling mengulang kisah

tak sabar ikut menarikku kedalam kelunya


aku diam

kau pendam

lalu hanyut

terbawa rasanya sendiri


aku nikmati....

Malam Aku Rindu

~




Malam


Rasakan getarku dalam senyapmu


Menggelinding bintang diantara cerahnya langit


Hembus dingin angin


Memikat sejuta pesona dalam riak rindu




Akan matamu kekasih,


Membelai kala aku seorang diri


Akan tawamu duhai rindu,


Menangis aku dalam pilu




Tak usah kembali


Kerna kau tak pernah pergi


Dari hati..


Tetaplah dalam api


Itu yang akan membakar


Gemuruh dalam lingkaran




Biarkan bulan dan matahari berkejaran


Sementara kita berpelukan


Dalam keheningan


Saat saat bayang kita bercumbuan




kerna malam,


aku rindu...:)

Sepi

~


bergemuruh bara dada

Menggelapar tajam malam

Menuai misteri mimpi


Aku berdiam..

Dengan kuas kebiruan

melukis baris baris

Di atas kabut keunguan


menukili mimpi mimpi

dalam secangkir kopi tanpa debu

di atas kanvas basah

beralas kegelisahan tanpa sudah

Pikiran

~



memikirkan..

aku memikirkan akan engkau

engkau di pikiranku

terlalu memikirkanmu

dirimu dalam pikiranku


ada kamu..

tutup mataku,

terlihat jelas di situ kamu menunggu..

terkatup bibirku,

tetap tercetus namamu

ku coba tutup telingaku,

terdengar merdu suaramu selalu..


aiiiihh..

kamu di pikiranku

mencoba tak ada kamu

tetap saja nangkring di kepalaku


pikiran

pikiran

pikiran


lalu,

di pikiranmu..

adakah aku selalu ??

Wasior Menyapa

~


ketukan ketukan derita itu datang

tak tahu kemana

ketika kesedihan mengumbar tangis yang sudah tidak bisa mengeluarkan airmata

lagi...


ketika telaga pada mata sudah tidak menjadi perlambang

hanya mencoba untuk tersenyum

melihat kesaksian alam yang sebegitu marah

rerumputan kering di tebas lumpur bencana


kenapa kematian ini datang secara bergerombol

tidakkah

Kau kabarkan terlebih dahulu lewat nyanyian ombak

yang terbiasa menyapa

atau hembusan angin sahabat

milik para anak anak telanjang

di kaki langit atas padang ilalang


tawa,

keikhlasan mendupa rupa

lewat gemetar tapak seolah tak menapak

matahari masih setia

rembulan malam kan bersinar


jawaban itu tak kemana hendak dicari

pada marah alam yg meluluh lantakkan harmony

yang sekian lama berdiri


jiwa jiwa berkabung, teduhlah

lukisan bumi tiada berseri bukan kerna tanah sudah tak mau peduli


dengarkanlah

setiap keluh kupu kupu tua bercerita

mengeluh tanahku sudah tak harum lagi

dengarkan setiap gelak kepahitan bunga kamboja

rindu akan makam tumbuh di bawahnya


menyedihkan..

sunggiuh menyedihkan


sedih di hatiku..

tidak seberat kesedihan di hati pemilik nestapa

wahai duka tanah

Wasior...




(13 oktober 2010)

Pagi

~


pagi,

di pematang bumi

menggelinding cahaya mentari

memberi kehangatan

senirwana goresan awan

menatap langit kembaran


tak ada waktu bergeliat

kenangan segera di lipat

menjumput asa sebelum pekat

kau harus cepat

sebelum terlambat


berlari !

Kita Mainkan Saja alat Musik Itu Kekasih

~


terasa lembut..

ketika kau menyibak lebat rambutku

aku berdiam..

sembari menikmati belai hangat rintihan jemarimu

asah hatiku agar tiada berkarat

kita nikmati senja di pantai..

membelai hangat mentari saling bersidekap

sembari menyanyikan tembang berirama tiada kelam


alunan gitarmu meruntuhkan jiwaku

aku menatapmu..

dan menatap indahnya kau mainkan alat musik itu

kita temukan di sana dawai mimpi kita yang terbelenggu

pada asa kita temukan telaga rindu


aku mainkan saja untukmu suara gendang, ya ?

lalu,

tanpa rasa pilu kita berdendang


kita simpan saja khayalan

akan kujaga agar tetap rupawan

biar hilang dalam cendawan

yang kitalah penikmatnya sendiri

Bening Matamu

~


pada kerling matamu ku ikat tiap tiap hening..

di dalamnya mengalir telaga bening...

ku tautkan bintang sepeluk bukit menunjuk awan...

ajak aku untuk melukis cerah langit lapangmu nan menawan..

menyatu dalam kasih

menjelma menembus kelopak langit putih

berpanah rasa dalam hati

beranjak aku menuju senyummu,

kekasih..

Sajak Sederhana

memanah hati

memanh rembulan

memanah jiwa

memanah luka

memanah kata

memanah matahari


lebih kunikmati memanah

diriku sendiri

agar semakin kumengerti

arti diri

fahami,

aku di sini

karena cinta kasih Ilahi

06 Oktober 2010

sajak sederhana Ntuk Oditz Zwanderella

berjuang melawan angin

di bumi ini hanya ada cahaya dan kegelapan

langit itu hanya untuk diriNya


kau yang melihat ke langit dan menangis

kau dan dirimu serta tawamu yang begitu renyah


sapa dan tutur yang begitu jenaka

mata indah serta alis tebal pelawan semua angkara


walau kau diam

kesabaranmu adalah samudera

kebaikanmu adalah bianglala


kau akan selalu indah di mataku dek...

engkau laksana cahaya yang berbaur dengan kegelapan


biarkan aku berjanji untukmu

kan selalu menjadi kakak setiamu....

tetaplah dalam lingkaran

yang kita sendiri pancarannya..


biarkan duka cukup lubuk yang menyembunyikan

biarkan gerimis membelai dan kita menari bersamanya..


cukuplah kasih kan kutiupkan

bersama cantik hatimu, kutitipkan sayangku

sajak Untuk karibku, Ratna Kumala

~


badai itu telah usai, Ratna..

jangan pernah lagi menantangnya


kau cuma manusia biasa..

tidak selalu kuat untuk menerima

segala yang bergemuruh di dalam fikiran dan hatimu


nyanyikan saja tentang kidung yang terkadang bergeliat begitu cepat di dalam jiwa

kau akan selalu indah

dan tetap akan menjadi karang

walau tanpa terpaan gelombang


kau akan selalu menjadi lembah yang sunyi

kau akan selalu menjadi gunung yang tangguh

kau akan selalu menjadi laut lapang yang sebegitu dahsyat samuderanya

ketika matahari mulai menampakkan diri ataupun tersenyum kala rembulan mulai bernyanyi


kau adalah alam itu sendiri, Ratna..

semua yang begitu indah ada pada dirimu dan dalam hatimu


kau adalah alam itu sendiri..

keperkasaan itu

kan selalu menjadikan tombak pada kata katamu menuju hati lembah lembah lainnya


sederhanakanlah fikiranmu..

sebagaiman kesederhanaan itu karibmu


Ratna...

kaulah dawai dawai

yang di dalam nadanya merekah sejuta makna..






(5-10-2010)

Lautmu Biruku

~


menatap rembulan di kejauhan...

memandang senyummu dalam kalbu

serasa menghempaskan diri ke langit

hatiku terkoyak bagai kertas beralas padi


aku kupu kupu terbang bersembunyi di bawah ketiak hati

menebarkan dekapan dekapan hangat

kita bersentuhan

dalam cumbu bayang bayang semu


lembut sentuh jemari

sembari basuh luka pada jiwaku


arak aku ke dalam mahligai waktu

rasakanlah

dalam rengkuhan peluk tanpa jemu


bersamamu

bergelombang berlari dalam lemparan badai

yang karangnya adalah nyanyian kita sendiri


aku menyayangimu

sebagaimana jeritan kamu dalam mimpi mimpi

birukanlah aku dalam nyanyian lautmu..

duhai waktu...

Untuk Bumiku.. Api dipikiranku.. Air di dalam hatiku

~


bumi setiap hari semakin kelabu

dari hari sebelumnya

terasa beku dan semakin dingin


seiring dunia yang pelan pelan kian binasa


bayangkan..

jika tidak ada binatang yang selamat

dan semua panen gagal lalu musnah


mungkin tidak lama lagi

semua pohon di dunia akan tumbang

hutan di kiri kanan

pada lembah tiba tiba terbakar


pelihara saja api di dalam pikiranmu

jaga agar dia kan selalu menyala

agar kan tetap terjaga rasa memiliki

yang kian lama kian hilang


air di dalam hatiku

kan selalu mengalir

agar daratanku kan selalu hijau


bumi semakin tua semakin keropos

musim berkabut tiada jua menerobos

isi bumiku yang tiada lagi polos...


akan kujaga pikiranku tetap berapi

dan air di dalam hatiku akan selalu mengalir..


semoga,

hijaulah hutanku

kan selalu biru lautku






(2 oktober 2010)

Jengki Tuaku Sayang

~


aku kayuh setiap hari

jengki tua yang hampir pudar gurat warna birunya

aku nikmati

setiap kayuhannya


aku hayati setiap kelokan

jengki tua sering membuatku ngeri dengn rem blongnya


ah..

jengki tuaku sayang..

dengan keranjang bolong hampir usang

bergerak kakiku bergerak

di atas pedal dengan karet lelehnya


aku nikmati setiap pacunya

makin kencang ku kayuh semakin menawan aku tertawan

dengan jengki tua yang lambat merayap

diantara halilintar jalanan

mobil mobil mewah terantanan


jengkiku sayang

kita berlari saja

ayo berlari !

jangan peduli segala cibiran tak mengerti


kita sapu saja jalanan yang tak lenggang ini

dengan kuatnya kayuhan kaki

jangan bersedih jengkiku sayang..

semakin tua umur lambat lajumu

akan semakin gila aku mengayuhmu


jengkiku sayang..

I love you..

Peduli

~


makna menelusup pada setiap kata

berkendara memutari jiwa

senyap..

bergelayut ribuan kalimat kebencian

aku diam..


aku makamkan semua hinaan

deru menderu

semua terasa berpacu

memburu terjang di buru

aku tetap diam,


semua bernanah panah tanpa peduli

kita merengkuh satu rengkuhan

berkaca pada kehidupan

untuk selalu bergandengan


jangan peduli,

kala tidak ada yang peduli

tombak saja hatiku !

lariku berpeluh tiada keruh

tidak peduli waktu


kan langsung menujumu...




(01-10-2010)

Hidup Harus Berarti tak Mau Mati hati

~


bianglala menepi pada telaga hening

sirna akan lara

walau perih masih mendera

usik aku pada derita

akan ku hujam ke dalam tawa


matahari kan selalu cerah

bulan kan tetap tersenyum

walau dia terbit hanya sebelah


bukan karena kau

pembias hidupku


karena aku

tak mau hanya separuh

hidup dalam larian kenyataan


peluhku harus berarti

kerna beban tak pernah ku rasa pedih


akan ku pakai lagi mahkotaku

untuk mencumbu lagi putik putik harapan

kerna hidup cuma sekali

dan tak mau mati hati..!





(30 september 2010)

Karena Aku Mengenalmu

~

dari luka dulu

indah

dahsyat

ketidak sengajan

yang sempurna

katamu,



di sana,

aku temukan kamu

di pojok ruang ngilu





(30-09-10)

Kesedrehanaan kalian Adalah sahabatku...

~


ramaikan suatu pesta dengan bibir terkatup

tersenyum simpul di ujung jemari nan lentik

menari kala diri berusaha tak mau peduli


menelikung mimpi

di hati terdalam sunyi

ada secercah tawa laksana bara yang aku rekah

melabuhkan rasa gelisah

lara dalam gundah

terpojok kata pada tiap aksara berusaha mencari makna

yang kan terlewati

dalam mimpi

kala relung kita bersama dalam dekat


aku melihat indahmu

dalam tarian tawa bocah bocah

yang menyusu dalam apitan ketiak ibunya

di jalanan berlomba dengan deru rel rel dalam gebuan

di trotoar trotoar sempit menengadah secuil mimpi

dalam gesekan komedi yang mereka buat sendiri


tawa dalam lara mereka

tak kenal putus asa

tawa dalam kehangatan mereka

ada di kesederhanaan dalam canda


aku rasakan indahmu dari sini

aku rasakan ketiada bimbangan dari hati


kan kucoba menujumu

menyentuh sanubarimu

mengenalkan diriku


dalam kesederhanaanmu

untuk selalu menjadi sahabatku...





(29-09-2010)

Nestapa Itukan Sirna

~


derap dinginmu kerap selubungi rindu

dalam diam berjuta kata

aku rasa dari setiap ucap

geletar biru menjamah kalbu

kita berkabut

kasih terselimut


pada binar ku temukan sinar

walau kerap redup

kala kasih tak seindah pelangi


aku sentuh seraut nestapa


dengan teriring doa

mengusik derita kan sirna...


yakinlah ! :)

04 Oktober 2010

Kosong Kenapa Di Bela..

~


intrik mengkritik

serang menyerang

tak kenal kawan segera menyerang lawan


tak sefaham

harus ada yang di korbankan

tak takut terlindas

semua harus di tebas


yang benar di palingkan

kesalahan di cari cari

saling menendang harga diri

tidak peduli milik sendiri

hanya untuk kepentingan pribadi


di selonjoran kaki kaki

mereka menjerit

mendengar dentaman

sirine lolongan ketakutan

pertanda ada korban segera berjatuhan


demi diri

yang katanya membela hakiki


lalu.. apa yang di bela ??

nasib yang kian tiada arti


semua ternyata,

KOSONG !!


tidak ada isi..



(28-09-2010)

Doa Sang Lilin

~


lilin bersinar kuning memerah

di pojok kamarku,

beralas pelepah menahan redup


biarkan dulu terang sayup mempunyai arti

jangan biarkan dia padam

kerna tak ingin karam


walau berkabut hitam

di payungi keeemasan pijar terlunta lunta

tak letih Lilin ntuk selalu menopang asa


Oh,

cahaya lilin itu ternyata

merupa Do'a..

Bait Pertama Cuma Khayal.. Maafkan Yaa...

~

"yakinkan aku dengan kasihmu

percayakan aku dengan putihmu

belai aku walau hanya dalam tawa"


duh,

kata kata basi sekedar polesan hati terluncur jua


maafkan,

jika aku terlalu banyak mimpi

sebab hanya itu yang ku miliki


dan

maafkan,

akan ku hapus segera bait pertama pada catatanku ini

biarlah,

cukup hanya jadi racauan saja..


Mimpi.....

bantulah aku !

untuk segera terbangun.. :(

26 September 2010

Akankah ??

di kotak itu menemu rindu

di ujung kalbu aku membiru

menusuk diam menggigil ngilu


menemuimu

tiada berpeluh

membelaimu

dalam diamku...

menjamahmu

dalam bayang semu


di pematang kala musim mulai membiru

membelah kata tidak ingin melupakanmu

atau meninggalkan bayangmu

tak pula mau menghapus namamu


ingin kubisikkan

sebait syair sajak indah yang tak pernah terucap

ataupun pernah terluap

kala aku bermimpi

kita berdua menikmati pematang

bersama dalam rengkuhan..


akankah ??

Lihat Tarianku, Ma..

~

Mama

nanti malam aku ingin menari di bawah rembulan

rasakan indahnya rancak tarianku

dengan musik yang begitu menggema..

aku yakin getarnya kan sampai ke dalam sanubarimu

dan kan ku hentakkan seluruh tubuhku..!


hey Ma..

dengarkan saja

gaungnya Phill Collins menyanyikan lagu yang sama dengan namamu...

indah bukan..??


Mama,

semua aku lakukan untukmu

tidak ada derita yang lebih indah selalin berkorban demi engkau

hanya hidup terkadang harus bersikap keras


aku tidak bermaksud menoleh ke lain arah selain padamu, Ma..

tidakkah kau rasakan ??

aku begitu kuat menanggung derita ini tanpa kau pedulikan


dengarkan aku Ma..

mendekatlah ke dalam hatiku

kau akan temukan pijar yang tak ingin redup


biarkan saja aku, Ma..

menjadi diriku apa adanya

menciptakan melodi yang aku rangkai sendiri


untuk hidupku..

dan terutama,

demi kebahagiaanmu..

Ke mana Nurani ??

~

sepotong kabut yang menyayat di kegelapan malam

memburu gelap pematang siang


kerakusan di jalanan

tak peduli tidur kita seperti di buru hantu


terkapar kelaparan

menyayat nadi sendiri

memburu sepetak roti

itu bukan hal basi


nanar di pelukan urat kian berkarat

berkilo kilo jalan

tak peduli nanah yg tercecer

demi sesuap nasi

demi setetes pemberhenti lirih

berharap ribuan hati yang tiada peduli

nasib sesama bangsanya sendiri


di biarkan mati !!

Judulnya, Terserah..

tiba tiba jemariku bergeletar

menuliskan jiwa jiwa pada tepian sunyi

pada prahara tumbang runtuh

pada makam makam yang terlihat teduh


kemerdekaan berada pada tapal detik

ketika kekuatan hati sudah tidak mampu menahan lagi

apa yang terlalu lama sudah di endapkan


dan panah api harus aku luncurkan

bukankah kalimat kalimat panasmu lebih dulu kau tancapkan

dan aku tak akan membiarkan

nuraniku lebur oleh kesombonganmu


akhirnya,

maafkan Tuhan...

jika kata sakral itu harus aku ucapkan


aku tetap yakin..

di belakang panggung kami

tetap ada Engkau..

Di tengah laju jalan

Deru laju kota memburu

membual di sepanjang trotoar

saling sikut sesama pemakai jalan

tidak peduli nyawa hanya satu !

Libas dan salip !

Tancap !

terabas !


Mak,

aku di jalan kini..

Aku ingin supirnya sejenak terhenti..

menahan nafas berucap kalimat istighfar

tapi supir tak mau peduli

walau berkelaju sangat

sama saja cari mati !

Mak, doakan aku..

Selamat menujumu penuh khidmat..

Aku kangen mak..

25 September 2010

Untukmu Tanah Merahku

semilir pekat di ujung negeri

menangis membisu pecah berselimut tanpa henti


meratap anak zaman melabuh sangkar sepi

terkoyak tanah merah tanpa peduli


kau sakit !

aku perih !

kau diam..

aku tak terima hinaan !


terkoyak negaraku tiada sakti lagi

burung gagak hanya pajangan

hilang arti walau pada kaum papa


lempar melempar terbuncah hasrat kebencian

prahara pecah di ujung kemunafikan

menguak cakrawala

kini kosong tanpa inspirasi


hanya ada membela kaumnya sendiri

tak ada rasa peduli pada negeri

yang sekarat dan kian melarat

pada kerakusan, ketamakan..

tak mau membenahi...

hanya cari tampang lewat koran koran


duh, negeriku jadi biadab

melihat batu batu berterbangan tak kenal adab

kemana lagi akan kau tambal ujung kain pada singgasana lama koyak


hati...

tempat segala labuhan yang menyejukkan


kan kugilas hatimu..

kan ku arak walau aku harus merangkak


tiada hujanpun rela aku menyiram kegalauan

untuk anak anak bangsa pada tanah merah melara


ku kirim doa.. karena hanya Dialah,

Tuhan...

maha segalanya...

Maafkan

aku tidak mau abu abu

tak mau kelabu

kala aku menuai jamur jamur liar

menarik akar ragaku terus berkelakar

menjamu kuncup mulai layu

sembari menikmati dirimu

dalam rindu,


maafkan sayang, aku tak kuat menahan pilu

sehingga lagi lagi aku harus sendu

padahal aku tahu, itu tak kau mau


atau aku harus pergi

tanpa menoleh lagi

tapi hatiku belum sudi

masih ingin menjumput seruni nan lirih



aku tak tahu, tak kaupun tahu

pada mataku kau kan tahu

begitu dalam rasa itu menggebu


biarlah,

mungkin cerita kita hanya jadi tembang malam

menghias langit karena kitalah sang bintang

tiada terang tak jua remang

karena hati tak ingin kerontang


rasakan saja malam ini aku datang

membelai engkau ibarat gemintang

mendekapmu lalu menghilang


ah,

terasa samar dan aku belum jua beranjak pulang

semoga kau tak bosan mendengar tembang kelam


maafkan,



(7 september 2010)

07 September 2010

Tidak Selalu Harus

~


tidak semua getar itu harus di turutkan

kala persik mimpi tercampur baur dengan nyeri


tidak semua rindu harus di labuhkan

kala kelopak kelopak bara merengek meminta sekuntum sakura


biar cukup di rasa saja

walau dengan kulum tawa

aku tahu

kaupun akan merasa


di sana gigilku

di situ getir milkmu


tidak selalu hening berkawan bisu

walaupun pasukan mimpi siap menyerbu


terkadang merasa letih di seperempat perjalanan

namun aku masih bergelayut jua

pada ujung rembulan


datar kasar dan nanar

itulah aku dulu yang kau kenal


saat ini,

tetap ingin seperti bulan

selalu tampak indah walau penuh gradakan


ku coba..!




(6 september 2010)

Maafkan Kak Na, Dek..

dek,

malam ini Kak Na enggak bisa tidur..

Kakak rindu kamu

sudah berapa kali lebaran ya dek,

kita tidak bertemu..


Maaf dek,

kalau hari raya tahun ini Kakak telat mengunjungi pusaramu..

rasanya ingin sekali

Kakak loncat melibas cakrawala untuk sekedar bertukar cerita denganmu...

seperti dulu,

saat kita tertawa bersama

di dalam kamar kakak yang sempit

bercerita tentang kekasih hatimu..


Dek,

kunjungi Kakak Malam ini ya,

jangan lupa, pakai baju kebaya putih

yang kakak hadiahkan untukmu di hari pengantin itu


Dek,

belai kakak sampai benar benar terlelap ya..


salam sayang selalu untukmu,


Al Fatehah..




(Ruang sunyi, 5 september 2010)

Kemana Aku Harus MencariMu, Tuhan

ke mana aku harus mencariMu, Tuhan

di baju baju baru nan gelisah

menunggu pembeli yang kian merajalela kerna resah


di mana aku harus mencariMu, Tuhan

jika kantung celanaku kosong,

dompetku melompong

hampir goyah di tengah siang bolong

seperti rasa sangat sarat di kerongkong


ke mana aku harus mencariMu, Tuhan

jika isi musholla kian kosong

tak ada cemburu lagi

melihat jiwa jiwa yang awalnya gembira

menjumpaiMu dia awal bulan suci


ke mana aku harus mencariMu,Tuhan

jika rengekan para istri meminta sangu pada suami

tuk sekedar mencari warna warni di aneka toples belum pasti tercumbui


ke mana aku harus mencariMu, Tuhan,

jika sajadah sajadah indah penghias lantai musholla

tiada lagi seharum bunga kasturi


ke mana aku harus mencariMu, Tuhan

jika saat ini aku sangat merinduMu....

tapi terhalang penyakit rutin yang setia menjumpaiku


oh..

Kau ada di sini...

Kau tak pernah pergi

Kau ada di hati


menunggu aku datang

tuk menjemput kasih yang tiada pernah Kau tanggalkan

aku merinduMu


ingin selalu Engkau belai agar selalu tahu sebegitu besar kasih sayangMu


aku merinduMu


dan Kau tahu Tuhan...??

jika rasa rindu ini getarnya sangat berbeda

dengan semua kesemuan menjelang hari raya...





( 5 september 2010)

04 September 2010

~Di suatu Senja

Di suatu senja

di ujung dermaga itu

menyepi kita diantara desir desau angin nan lembut


kau usap keningku yang berpeluh

menata rambutku yang jatuh satu satu

menyeka airmataku berbareng dengan suara gemuruh

dari langit..


mendung itu sayang,

setia menemani kita

ketika berada di pantai nan sunyi


mendung itu,

tanpa badai kali ini


mendung itu

tiada menusuk tak juga menikam


pasir putih

memberi warna kesenduan kita


asin laut itu

tak pernah terasa asin di hatiku


aku dengarkan kau

berdendang merobek awan


diantara kerlap lampu mercusuar tak mau padam

aku menikmati indahmu


pada heningnya laut...

Irama Tanpa Judul

kamu laki lakiku

teriaklah selalu di ruang sunyi itu


kau kan tertawa

melihatku menari

menyeimbangkan

gerakan gemulaiku

mengikuti irama yang kau mainkan


kamu laki lakiku

nada nadamu telah meliukkan

keheningan yang kita ciptakan


maka,

dawaikanlah selalu untukku

tanpa gegurat sendu..

Wahai, Angin nan Gigil

terkepung segala macam mimpi mimpi

membuai kala mata tersuluh rupa matamu

malam...


airmata mengapung sembunyi

rindu menuai torehan

menggigil kala aku mendekap gambarmu


duhai rindu,

sentuh lipur kalbuku

tidak perlu engkau bertanya

karena aku juga tiada bisa menjawabnya


setiap lapisan kasih

membelai lembut remah

ombak mempermainkan bidukku


wahai angin,

gemuruhkan sabda getarku

agar bayangnya menyelindap titisan memeluh kalbu

02 September 2010

Pada Putih Dirimu, Rebahlah...!

Wahai Jiwa

yang memikul bermilyar beban

Uluk salam aku sampaikan merintih tertatih

menuai segala derita pasi


tergugup angin hembus nafas

aku berjalan menoleh tiada henti

bergelayut sejuta makian dari diri


seharusnya,

putihkan saja gelapmu

terbanglah !

jangan merayap..

rebahkan... jangan gelisah


biarkan fikiran berkelana

menyampaikan suluk tanpa abu abu warna


usapkan jiwa,

pada belai sinar dari dirimu...

Kata, Kilau Usia

berdenyut terkenyut kata

keluar tidak merata

patah kala dimakan rayap rayap senja

mencipta api membuah mimpi

seketika datang menghujam nalar

di latar kelabu surya memudar

tinggalkan manikam

tertelan di telan kalam

lanjuti hidup,

jangan terpuruk

menumpuk lapuk seusia kilau

Laut, Aku Padamu

perahu kecil mulai gelisah

di telan ombak seketika resah


bersiap menjumpai rembulan

nan galau

mulai memutari hening


mendendangkan kidung kidung kesunyian

tuk menjemput malam


terasa damai..

sepi

dan dia,

Aku.....

Aku selipkan Doa Untuk Kita

lumut lumut di pinggir pantai itu telah kikis sayang....

kucari sisa sisanya

menyelam bersama debur ombak

bersama remang bergulung semak


aku mencarimu

ketika gerimis waktu

menghantam dupa yang kita tebar bersama



tak berbeda

ketika remah tegar menghantam badai



kita akan terus menua

membayar bulir cinta

ketika tiba pada waktu basah



aku mengasihimu...



di ujung dupa,

aku selipkan doa

31 Agustus 2010

Judulnya, Apa Saja Terserah Engkau IV

laut berwarna gejolak

membuta membisu takluk

pada gelombang

menghadang karang kukuh tegar


aku meluka

merintih menahan gerak sikap

terkapar diam

tapi bergegas berlari


merintih

tak bisa seikhlas gunung menghadang kabut


berteriak mengekang laut

mengungkung diri dalam bisu


mengerling

di belantara hening


samudera gelombangnya

pendarkan warna biruku


larut

Cerita Facebook

dulu,

fikirku polos

menganggap dunia ini keropos

dunia tiada bermata

dunia hanya main main saja

ataupun sekedar iseng belaka


akhirnya,

aku terpaksa

membuat akun juga

karena aku rindu kawan lama

dan sembari melarikan diri

dari berjuta juta pedih hinaan lampau terendapkan


aku menemukannya...

di pojok ruang sunyi itu

kita bertegur sapa

saling bertukar cerita dalam tawa

lalu,

tiba tiba hadir kisah asmara


aku berdendang sekerasnya

keajaiban melupakan lampau tanpa perlu berlari dari dosa


kini, aku tahu

tiada maksud dia melukaiku

hanya hidup harus berjalan selalu


dia pergi

meninggalkan nyeri

walau tiada sedalam lampau kekasih


kini, aku mengenalmu

di dalam ruang yang aku anggap kosong


ruang gelisah tiada resah

aku tak harus mencarimu

karena kau katakan,

aku tidak kemana mana


aku temani sampai di mana ujung heningmu

tiada kan pernah kucari

tiada kata seindah terucap dari diri


aku nyaman bersamamu


jendela kata,

kau kenalkan aku dengan begitu banyak teman serta kawan istimewa

semoga bisa menjadi saudara tidak hanya di alam maya..


denganmu,

aku rasa...

kita mempunyai rasa yang sama


cukup,

biar jadi rahasia saja ^_*

Ruang Kita Sayang ^_^

masih berpijak pada jejak yang sama

menggigil kala diam mengingat engkau dalam hati terpendam


meracik bayangmu dalam secangkir asa

tidak terasa manis juga belum hambar


aku mengenalimu di kala butuh sandar

lalu memelukmu tiada berniat meninggalkanmu


kau sama dan selalu ada

dalam poci poci yang mengurai siap jika kau tiba

pada ruang gelap


ini ruang kita..

ruang nurani menganyam asa tanda tanya

tempat lorong lorong sesak kerinduan bergejolak

rumah di mana rindu kita selalu tergelak dan terbahak

29 Agustus 2010

Di sunyi, Kasih Kita

berkecipak sejuta kata keluar dari bibirku

kala mendengar suaramu menyahut pelan di ujung sana

tak dapat ku henti kalimat demi kalimat

berduyun duyun bersegera

meminta perhatian akan diammu


kerinduan mengoyak ngoyak sunyi

yang selama ini setia menemani

menoreh noreh hati yang selama ini berkarat akan sepi

melebur menjadi kebisuan terdalam kala hening kita ciptakan


ternyata kata kata milikmu yang paling indah adalah,

kala diammu,

di sana mengilu rinduku


ketika hening mewakili sejuta perasaan tentang kita

maka,

biarkan tanda tanya

menambah erat kasih tanpa lara

Memintal Jiwa

membasuh wajah berserat kata kata

menggoda saat tatapan kita beradu

memanja kalbu kutak jemu

memuntir hati ketika terpelintir kasihMu


pada kesadaran aku harap

pada kebulatan jejak jejak kalimat

Kau urai begitu menyemburat


aku pertapa yang tak mau diam

memahat doa tak sabar akan nyata

tapi hidup bukanlah seperti memintal mintal sumbu,

menambal malam seperti meniup debu


bagaimanapun,

aku hanya orang biasa

yang tak letih untuk selalu memahat asa

agar tak selalu tertunda rasa

untuk kelak menyinari jiwa raga

Ini Hati Apa lagi..:(

Hati seperti apa ini tuan,

aku tidak tahu

kalbu seperti apa ini tuan,

aku tidak mengerti

hanya mendongak tanpa mau peduli


menerabas

tanpa mau tali di lepas


kurang apa lagi ini

tetap aku tak peduli

merajut kelu tapi ingin selalu bernyanyi


duh,

lagi lagi aku manusia lemah

sering merasa kalah

akan tabiatku tak mau pasrah..


saat ini kucoba untai untukmu

merubah segala mauku

membuat irama tiada sendu


belajar menyapu kabut

agar hati kita tidak mawut...


semoga...

27 Agustus 2010

Menakar Rindu

tidaklah cukup kurangkai kata kata

untuk aku jadikan suatu bahasa

bila kata kata hanya berubah menjadi bayang

ntuk menghitung jejak sang bintang


menatap rembulan kala malam

meniduri mimpi tak ingin terbangun dalam kelam

mengecup lembayung saat silam

membayangkannya kala mata terpejam


duhai rindu..

kala kalbu kita bercumbu

membelai asa asa terikat belenggu

mengurai mimpi.. memecah semu

tidak kita cari cari.. namun hati bertemu


mencoba memecah pasung dalam relung

kutemukan detak detak jiwa kita tiada terkurung

membelai malam ketika diam merenung


hempaskan segala hasrat

menciptakan kenangan bergeliat

genggam rinduku dengan erat

ikat ucap hatiku dengan erat jabat


biar bayang membias

mengitari kabut berkias kias

kelak kan kita jumpa

saling merasa sama sama terpana

rindu menumpuk sebegitu besarnya

jelas sudah melebihi batas takarnya....

Terserah Engkau Tuhan

merenung...

dalam relung

mencari letakMU di hatiku

begitu besar

begitu kuat

begitu hangat

akan namaMu begitu rekat

hingga isi ronggaku hampir tak muat

sesak,


tajam kalimat resah

dari hati gelisah

mengurai makna sembari mendesah desah


Tuhan,

jiwaku gelisah

hati tak tenang tak tentu arah

mendekat padaMU aku merasa lemah


aku pasrah

akan kehendakMU

kerna,

Engkau Kuasa di atas Segalanya..

26 Agustus 2010

Duhai Cermin.. ^_^

indah bebayang memilukan

dari ketakutan seorang diri

menggapai angan

merangkuli gejolak menjiwai hati terprasasti


memikul biduk membaca kata dalam cermin

merasakan ke ayuan dalam pesona

saat mata bergumam dalam diri


dia tidak berdusta

dia tidak berprasangka

selalu mengatakan yang sejujurnya

bahwa, aku cantik...


sungguh !

aku cantik


cermin

cermin

cermin


aku menyayangimu

bukan kerna kau selalu mengatakan apa adanya

tentang aku

bahwa aku ayu..


cermin

aku menyayangimu

kerna

teman setiaku di kala sendu

dikala duduk mengilu

dikala aku tertawa terguyu


kau selalu setia

walau aku merasa kosong

kau tak pernah berbohong


selalu menantiku

di sudut pojok ruang itu

membisiki aku dalam lamunan

membelai aku dalam bayang

mengusap airmataku sepenuh sayang


cermin

kau datar

namun penuh makna tergambar


cermin,

aku sayang padamu :)

K A M U

serenada rindu tentangmu

menari lincah di pelupuk kalbu

memutar kata mencari luruh merongga

yang terlalu kuat dalam dada


kau kosongku

yang memenuhi setiap biduk dalam jernih itu

menerobos lembayung mencari senja

membuka pintu akan tawa bergelora


pada nadirku

kutemukan tidak di kamu

kau penyemangat itu

tidak boleh berputus asa katamu


kau ceria di kala lelahku

kau mata jiwa di kala senduku

kau penguatku saat tatapan beradu


Wahai kekasih

remuklah dalam dada ini sepenuh kasih

jangan berprasangka akan banyak perkara

karena aku tahu

itu tak kau suka


kau senduku

bila aku merindumu


temui kamu di pojok ruang itu

15 Agustus 2010

Beri Sedikit Putik Mimpi Itu..

menempuh keyataan dalam keterasingan

memukul biduk melepas bayang

berjanji pada diri


tak !

jangan !

tidak boleh !

mengeluh..

duh...


namun hatiku bukan palu

yang selalu kuat menghantam paku


aku manusia

tidak selalu sempurna


mengikuti maumu

melempar putik mimpiku


aku manusia

sesekali biarkan aku merdeka

dengan berbagai macam fikiran mengembara

agar tak pekat matahari dalam diri..


biarkan aku bersinar

mengikuti hati berpancar

melepas kabut tanpa merangkak

memunguti asa lama terserak


tanpa..

harus mengabaikanmu..

13 Agustus 2010

Materi Itu Kosong !

Tubuh tubuh gelisah tersengat panas resah
Dikala siang bolong menggeliat suara suara menggonggong
Meminta lapar sang perut keroncong
Meluka diatas tanah kosong
Yang penuh dengan teriakan teriakan melonglong
Berkejaran menempuh gelap
Mengejar luka pada segelas materi pipih


Hak siapa !

Hak siapa !


Kala tubuh bersinabuh dengan kelaparan..
Menangis di cumbui lalat
Berkejaran diatas tubuh tanpa daya..
Di Etopia,
Di Somalia,
Di penjara penjara
Tak sedikit juga
Di Indonesia...


Sama saja..

KELAPARAN..


Congkak melongkak
Sombong menengadah bersama digeliat hampa
Mendongak apa yang di bela ??

Uang ??

Bohong !

Merasa wajar dalam mengejar

Dan semua itu KOSONG..!

Mencuri Waktu UntukMU

kepak itu aku hentakkan

terkembang menujuMu

nafas kuhembuskan

untuk meraih saksi


mencuri doa di tengah sunyi

berharap pada rembulan

aku menjelma bisu dalam temaram


terisak aku di pangkuan malam

aku harus Kau tepuk

agar jiwa tak makin meremuk


aku membelaMu

walau bernanah nanah

dan sering melupa


detak detak tabuh aku gendangkan

berirama beriringan

senyawa melodi berurutan

mendendangkan nada nada doa gemulai dalam diri


untuk menjilati jiwa dalam khusyu..




Tuhan... Aku Cinta padaMu....

09 Agustus 2010

Cepat Sembuh Bapak

Bapak,
kuat gagah perkasa engkau di dalam hatiku selalu
walau saat ini terlihat tubuhmu layu

aku menangis rindu dalam diamku..
kala mengingat percakapan kita dulu,
tentang masa kecilmu
yang begitu gagah
dalam pelarian seorang buang
yang berontak akan tanah kelahirannya

bapak,
aku merindumu
tiap jam tiap detik..
aku mengingat masa kecilku
dulu,
memainkan kulitmu yang mulai luruh
membandingkan dengan milikku
yang terasa kukuh..

bapak,
gagahmu.. perkasakanku
keberanianmu ada padaku

tuk tidak takut
mendengarkan kata hati
tuk tidak boleh
membohongi hati nurani
tuk menyayangi
sesama teman kekasih hati
dan,
tuk berani
menantang dunia dengan kemampuan yang aku miliki

bapak, perjuanganmu dulu begitu keras
begitu panas..
begitu lepas
menghentakkan segala kekuatan yang kau miliki
tuk membesarkan kami

kaki kakimu
membara melangkah
membuang serapah
bahwa Jakarta harus kau taklukkan demi kami
anak anakmu
yang sekarang berdoa dalam rindu
untuk kesehatannmu...

cepat sembuh pak...!

08 Agustus 2010

Indahnya Nestapa Kita

nestapa
nestapa
nestapa

hanya berkubang duka membelah pilu mencari laksana
mencari senyummu pada rona sang surya
ngilu membayangkan dirimu
berjuntai makna membelah cakrawala
merundung gigil akan aneka warna yang kau punya

jangan lepaskan !
kecuali kau tinggalkan satu pesan
bukan takut kehilangan
hanya tak ingin membelah malam
mencari wajahmu laksana seringai
jangan menakutiku akan satu hal

Akan kata kata "ENTAH" yang berlari di kegelapan
berkelitik di balik senyum rembulan
yang tak sanggup
menghias rupamu lagi di balik sesungging awan

jika kita sepasang nestapa
tidak kuharap lagi tawa berubah duka

ku tetap merangkulmu dalam makna
memberi arti pada "kala"
di emperan sukma merasuk tak hanya lara


Kasih Kita..

04 Agustus 2010

Kan Kugilas Habis Semua Kacauku Untukmu..

gemilang petang berwarna jingga..
tersudut bulan mencari sinarnya
tidak mau bosan hanya nampak lurus
selalu beriringan ku takut meredup

lakumu bagai surya
ku tak mau hanya tawa
kau tawarkan pada lara

akupun mau sesekali kau murka
akan seperti apa indah kurasa
menambah degup pesona akan warna
dari segala rupa yang kau punya

tetaplah menjadi matahari
tak sungkan menunjukkan sangkar emasnya
walau sesekali menahan kantuk
ketika harus kembali ke dalam wajah yang sesungguhnya..

aku nyaman bersamamu...
siapaun engkau..
kan ku hancurkan segala yang melinggis dalam laraku..

untukmu...

01 Agustus 2010

Puisi Tidak Sempurna

Puisi Tidak Sempurna

gemerlap senyap riuh rendah
bercumbu menyapa malam
terpesona pada bintang
rendah gemulai mencipta karya

aku berfaham cumbu rayu
berdusta pada sembilu
memupuk geram berpaku rasa
dalam ketulusan cinta

aku mencintaimu apa adanya..
bukan karena ada apanya
mencari imaji akanmu dalam semu,
kau kujamah tertahan amarah
melepas kondisi serba tidak sempurna
aku menyayangimu sedalam rasa
semampuku berkata manja..


hari ini,
kusampaikan padamu
kecup ramah rembulan pada matahari
mengabarkan berita dari diri

agar engkau tahu,
betapa aku mengasihimu

Mantra Doa Tersasar

Puji pujian hanya mantra tersasar yang membelah langit mengurung jiwa dalam nurani sempit yang seolah olah merapal kata tengadah wajah mengurai makna kata tanpa sudah

Lenakan terlena manusia dalam jiwa yang sempit doa doa berkalam kesenduan akan puja puji Maha kuasa dalam sanubari relung gelora rintik rindu pada Tuhan menjentik api memetik pelangi

memohon,
Dia kan mengabuli

Kidung Sepiku

bulan menerka seorang diri
kala padam
kala mati
kala hati
berjumput mimpi

kembali menyadari diri
matahati
tidak datang sendiri

melagukan rinai lirih
menyusuri sepi
menuai padi
tak beranjak menepi

aku padam
tidak mati
tidak mau lari
meski kunikmati
tetap perih !

18 Juli 2010

Gawang Cinta

sayang

harus seperti apa lagi aku ungkapkan rasa yang mendobrak gawang dada ini


rupamu bagai bola berlari kesana kemari

kala senyummu bagai wasit yang bisa setiap saat menghentikan gemuruh dadaku..

ough

dan aku mati kutu !!


saat kartu merah senyum manismu

membuat aku kalap belingsatan dalam rindu

sayang

bawa aku dong kedalam mimpi tidurmu

agar hempasan gemuruh sesak ini terasa longgar untukku


sayang

terimakasih untuk gol kecup mesra pada ubun ubun jiwaku

dan

kau

juara !!

untuk bisa bablas nendang ke dasar hatiku

09 Juli 2010

Muak Aku !

Muak Aku !

mata merah membara
menahan amarah kala terlena
mencoba dirasa apa yang merekah
tak tahu kemana arah kaki melangkah..
tak jua padam amuk amarah membara
meronta mendongak mencari sebait lirih
mengelabui mata hati yang tak pernah membuyarkan
arti makna hilangnya perindu asa yang lama kucari
kukira mati tak dinyana
asa terkuak tak tahu kemana arah..
tak tahu apa amarah
tak tahu
aku tak tahu
tak tahu aku !
dongeng dongeng lelah menggodaku
tergolek pada mutiara lepas penat
tak mau pecah juga mengikuti sang nasib
tergoda gemerlap api cita melanglang buana
dimakan karam
dimakan rayap
dimakan api oleh amarah sendiri
yang tak mau mengerti kala dia bertabrak

tanpa harus kurusak!!

muak aku !

Hambar Kata Kataku, Bengkak Rinduku, Maaf !

Hambar Kata Kataku, Bengkak Rinduku, Maaf !

jika aku sudah kehabisan kata kata cinta untukmu

aku mencari dalam rupa
menggambarkan semua yang ada dalam kataku

tak bisa kutemukan !

entah
seperti yang kau bilang
kala kata kata sudah tak lagi mewakili rasa
kata kata tak lagi menjadi perindu makna

semua tak mampu kuucap

aku kehabisan kata kata pujian
kau terus merawa dalam dadaku

kau membengkak dalam rindu

maaf
jika kata kataku terasa hambar

entah
apa lagi yang harus kutulis tentangmu

semua hilang
ditelan kenyamanan bersama kamu

05 Juli 2010

Mata Kata

Mata Kata

mata kata mata hati mata makna mata jiwa mata lara mata duka mata suka mata degap mata mantra mata kala mata usang mata kini mata mata

berpuluh pasang mata berkobar kobar asmara dalam dada sesama kata sesama lara sesama jiwa sesama saling mata

menyatukan jutaan hati jutaan kata jutaan mata jutaan rasa jutaan jiwa dalam kata kata dengan mata berbicara pada senja

01 Juli 2010

Aduh, Malu Aku..!!

aduh, malu aku !!

Kau limpahi lagi anugerah kidung getar ini

aduh sayang,
serasa mabuk kepayang

mendengar desahmu dari kejauhan
membaca cumbumu dalam kegelapan

melagukan tembang nina bobo
pura pura terpejam
padahal,
hatiku bergema tak karuan

nikmat ujian apalagi ini
aku kepayang,
tapi,
jangan buat aku mabuk tidak karuan

nanti kamu bingung
tahu kabarku dalam pasung

buai saja aku dari jauh
tanpa hiruk pikuk gemuruh

kecup saja aku dari situ
lihat wajahku dalam biru

hihihiii

ah, aku jadi malu

28 Juni 2010

Bekal MenujuMu..

meggelar resah diujung sajadah
harumnya terasa tua dimakan rayap
tak pernah lelah merambah malam
mencari kalam...

menemukan kecupan diri pada kefanaan
terpojok pada keEsaan akan hadirMu Tuhan..

pada setiap persengketaan
pada sejengkal kenikmatan
pada ngelindur tak terukur

merobek damar memecah lapar
akan Cinta kepada engkau Tuhan..

setiap titik
setiap tetes
setiap debu
yang dihadapMu begitu lugu
Kau imbalkan takkan sia sia

kan kembali padaku..

menggelar bekal, dihadapMu..

Lelaki Disudut Jalan..

laki laki itu menggeliat disudut jalan
menekuk kakinya seorang diri disamping roda roda berkemudi
tak gentar mencipta lirih..
entah apa..
mulutnya komat kamit tak tentu rimba

setetes airmatanya jatuh menelikung pada pipi
tak terusap tangannya tak terasa perih jua
hanya terasa pedih...
pada perut yang terasa menumpuk setumpuk batu
yang harus dipecahkan..!!

aku lapar !
kemana aku harus mencari

aku haus !
tak cukup comberanpun kuseduh

aku pincang..!
pada siapa aku memohon tolong memapah

aku dingin !
siapa yang siap hendak merobek kainnya

aku terik!
pada siapa aku memohon teduhnya..

airmataku tak mampu
merasai hatiku terasa pudar..

Tuhan,
aku milikMu
sedari dulu
sebelum aku ada
sudah kau rencanakan lahirku
sudah tertulis maknaku..

Jika,
Kaurasakan hidupku bermanfaat seperti ini
aku rela... tiada tempat berlindung selain padaMu

tapi,
aku juga manusia
mempunyai raga ingin terasa merdeka

mempunyai hati tiada ingin terasa letih..
agar aku tetap bersyukur akan nikmat IndahMu
tiada kisah duka selalu...

27 Juni 2010

Cukup Kita Saja..

apa yang harus aku tulis kekasih..
hilang sudah semua kata
tidak ada lagi airmata

mencarimu dalam gelapku
menjentik hidungmu dikhayalku
menukik kerinduan bersama
dalam sapasang hati yg hampa

duh, aku rasa sajakku tidak seberapa puitis lagi..
bukan karena aku tidak mau merangkulmu..
membawamu larut dalam sajak sajakku

untuk apa ??
jika kaulah obor batinku..
jika kaulah cemburu dalam buaiku

tidak perlu aku rangkai kamu
menjadi bait bait indah dalam catatanku..

aku hanya tidak ingin orang tahu
bahwa aku takluk karenamu..

cukup,
biar saja aku rasa
kamu dalam batinku

orang lain ?? ah, tak perlu...!

26 Juni 2010

mati kutu aku..!!

aduh !! mati kutu aku..
lihat senyummu..

aduh !! mati kutu aku..
dengar candamu..

aduh !! mati kutu aku..
hilang semua kataku...

aduh !!
tauk ah... hehehehehe......

23 Juni 2010

seneng deh...:))

duh senengnya..:) punya banyak teman yang ramah dan baik didunia maya ini.. saling menyapa antar dinding.. memberi dukungan dan semangat lewat komentar komentar distatus.. saling berbagi dengan ditandai foto dan video.. ah, seandainya dunia nyataku seperti ini.. walau kami tidak mengenal satu sama lain sebelumnya,tapi... terasa seperti saudara saja, duhai.. aku bahagia disini..:)

love you.. dad...:)

Aku kan selalu membelaimu ayah.. walau tidak bisa kutukar kulitmu yang mulai pudar dengan kulitku.. aku kan selalu menjagamu ayah.. walau aku tahu enggak lebih kuat daripadaku.. tiada kan hilang apa yang Tuhan ambil dari kita.. dia kan selalu kembali.. walau dalam bentuk yang lain.. percayalah..! Tuhan hanya sedang membelai rambutmu.. agar kau tidak lupa pada yang menciptakannya...:)

just smile...:)

segalanya akan baik baik saja rat.. jangan resah !
tidak ada bedanya kemarin, hari ini, dan esok..
toh hidup hanyalah masalah..
yang harus diselesaikan setiap manusia yang bernyawa..
masalah entah baik ataupun buruk adalah akar kehidupan
tidak ada masalah berarti kita tidak hidup........

just smile.....:)

22 Juni 2010

Tak Mau Luruh..

wuuzz wuuzz wuuuuzzzzzz...
angin menderus kencang kearahku
melapakkan tempurung dalam batok sirahku
merdeka tiada terkira walau genta bercabang maya
menderu.. menderu.. menderuuuuuu...

waktu melampaui taklukku
pada alam kilang bernyanyi riang
pada sajak yang kutulis tiada alang
dalam sepi menjumpai ilalang tiada berbintang
aku bersosok padi
ibaratkan tumbuh sendiri dalam sunyi

wuuuuzzzz....
aku merintih..
aku berlari
aku mendaki
dan lirih tak mau bertepi
mencoba mencari jejak tiada terpijak

wuuuuzzzsss...
hati hati, telak !
kau bela tanpa harus berfihak
aku sendirian menggapai laknat bijak
jangan merampai walau sampai pada kelak

wuuuzzzsss... angin.. angin.. angin..
bawalah.. bawalah.. bawalah...

terbanglah.. bersama waktu
karena aku tak mau luruh....


wuuuuuzzzzssss..........

21 Juni 2010

Hangat Rumahku..

aku lebih senang disini
suasananya tenang
syahdu dirembulan
tembang dan dawai jiwa berjalan beriringan

hati bernyanyi riang
tanpa takut termakan gelisah

aku senang disini..
menjumput lirih seperti menuai padi
mengecup kelopak sunyi
walau hanya sendiri

membuka bakung menelikung larung
menjentik matahari tanpa ditemani

hanya ada aku...
terbit sendiri
tidak gila untuk dipuji
apa bedanya dengan caci..

karena itu hanya ucap dari diri diri..
yang semuanya juga aku miliki

jadi,
aku lebih senang disini..
dirumah kata baruku yang terasa hangat
walau hanya ditemani kupu kupu
yang ikut menari.. mendengung lagu

aku nikmati disini..
membuai diri menikmati sepi
serasa berada disurgaku sendiri..


amboyy.. cantiknya rumahku...

capek deh..!

ampuuuunnn aku.. udah nulis puisi capek capek..
tau tau hilang...hahahaa..

dasar Gaptek ! kqkqkq

Judulnya..Apa Saja Terserah Engkau.. (III)

halaman demi halaman telah kubuka
berlembar diseperempat perjalanan
menuju siang menapaki malam
tak terbersit sedikit akan cerita
tiba tiba senang berubah menjadi nelangsa
meneriakkan tembang tembang gelora
menunjuk kata menarikan pena
merubah muram serasa durjana

aku khayalkan hidup abadi
pada relung membongkar jiwa tak mati
nasib terantuk ditikam peluk
serasah melatih diri membuai hangat menganyam sepi
satu satu nurani bergumul dengan sahabat
menyebarkan tawa mengasingkan derita

tak mau hampa tertusuk perih
lalu menderita tiba tiba mati
aku mau hidupku yang sekali
harus membuatku berarti
tanpa lirih kesadaran diri
mencoba mengurai sepi menjadi kebahagiaan abadi

ah.. aku hanya manusia biasa
mencoba mencari makna dalam kata
kujadikan bekal untuk hidup terus terurai
menjadikan malam yang tak harus selalu berurai

aku haus pada bahagia
dan bahagia harus kurekah
kelak hidupku lebih berfaidah..

Amiiinn...:)

20 Juni 2010

Duh.. Mimpi Apa Aku Semalam...:)

duh.. mimpi apa aku semalam..
kehilangan meteor mendapatkan rembulan..
kau datang...
untuk tak mengabaikan..

melaju kita berjalan beriringan
bergandengan walau tiada berdekatan
tawamu semalam..
serasa membuat kita terhempas keawan

melupakan luka
mengupayakan suka

kau lelah dalam pencarian
aku penat sendiri dalam kebisingan

sabar menghadapi aku
tak lelah membantu aku
walaupun engkau tahu siapa aku

uuh.. besar kepala aku
menghadapi kamu

kau hanya ngguyu
ntuk menjaga amanku

jangan bete lagi yaa..
ajak saja aku kedalam larut tawa

kita sama sama melupakan luka
membelai malam.. menikmati suka

sabar hadapi aku yaa..
dengan seribu senyuman
dan sejuta pesona kebaikan


duh... Mimpi Apa Aku Semalam




hihihiii.....kqkqkqkq....

19 Juni 2010

ampun sayangku..

Ampun sayangku..
aku tidak sanggup menampung kata kata rindu darimu..
karna
kalimat rindu dariku sudah melebihi takar ukuran tungku..
jadi,
kita hanya butuh ruang,
dimana rindu itu tidak menjadi abu abu..
tak bosankah hati selalu tetap membisu...?
mencumbu malam menikmati gemuruh ?
biarkanlah, jika memang harus luruh..

menepi..
diujung hatimu..

Warna Diri

seonggok nafas kalbu tengelam ditikam pilu
mencari kabar melewati landai beku
yang mati karena terhanyut
yang sirna karena tergayut

tetesan sirna menderu buta melagukan kidung pujian
meluapkan singgasana panas serupa kembang berduri tajam
menafikkan rasa kelu yang jauh tertinggal ketika lari dalam pelarian

raga beku
lidah kelu
hati membisu

mengisyaratkan kerinduan tak tentu

entah pada apa

entah milik siapa

entah ada dimana

dan....

entah

entah

entahlah..


kan tetap kuobati laraku sendiri
karna palung hanya diri
yang tahu membuat nyeri

aku marah bukan berarti kalah
aku sedih tidak berarti lara

tapi jiwa...

terbelenggu pada aneka warna cermin diri..

Mantra Bisu

mantra mantra sunyi bernyanyi diraung penghujung tepi
mendaki puruk terpaku buruk merupa lagi
pada alam singgasana kahyangan
jagat terbias menggambar serupa alam diawan


kalbu menusuk nusuk ditepian gelora biru
seruna hidup tanpa mati tak malu



aku kelu

aku bisu

aku tak tahu

aku tergugu

dan tak mau tahu


serupa apa keindahan itu semu....

~Angin Aku

pulanglah angin menuju rumahmu sesungguhnya

malam menjelang menikmati cahayanya sendiri

melintasi awan melewati perang


tunggulah angin,

melanglang cakrawala menembus hujan

menebas lautan menggulung ombak sampai ketepian


angin dipojok sana suaramu sederu guruh

sepekik halilintar

seganas petir lepas


menderu

menderu

menderu !!


gunung bergoyang ketika kau tiupkan

laut merobek gelombang ketika kau hempaskan


tapi aku..

kau goyang setajam karang

tak melumat sedikitpun

tak terbang kemanapun


karna engkau.. adalah aku


karna aku.. adalah hembus


tak terumbus dibuai desismu

tak mati ditikam melintir amukmu

tak karam terhanyut desaumu..

karena angin gerakan hatiku

ntuk selalu kuat melintasi cakrawala berdebu


karna aku...

angin.......

takkan pernah tertembus dingin..