19 Juni 2010

Warna Diri

seonggok nafas kalbu tengelam ditikam pilu
mencari kabar melewati landai beku
yang mati karena terhanyut
yang sirna karena tergayut

tetesan sirna menderu buta melagukan kidung pujian
meluapkan singgasana panas serupa kembang berduri tajam
menafikkan rasa kelu yang jauh tertinggal ketika lari dalam pelarian

raga beku
lidah kelu
hati membisu

mengisyaratkan kerinduan tak tentu

entah pada apa

entah milik siapa

entah ada dimana

dan....

entah

entah

entahlah..


kan tetap kuobati laraku sendiri
karna palung hanya diri
yang tahu membuat nyeri

aku marah bukan berarti kalah
aku sedih tidak berarti lara

tapi jiwa...

terbelenggu pada aneka warna cermin diri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar