31 Agustus 2010

Judulnya, Apa Saja Terserah Engkau IV

laut berwarna gejolak

membuta membisu takluk

pada gelombang

menghadang karang kukuh tegar


aku meluka

merintih menahan gerak sikap

terkapar diam

tapi bergegas berlari


merintih

tak bisa seikhlas gunung menghadang kabut


berteriak mengekang laut

mengungkung diri dalam bisu


mengerling

di belantara hening


samudera gelombangnya

pendarkan warna biruku


larut

Cerita Facebook

dulu,

fikirku polos

menganggap dunia ini keropos

dunia tiada bermata

dunia hanya main main saja

ataupun sekedar iseng belaka


akhirnya,

aku terpaksa

membuat akun juga

karena aku rindu kawan lama

dan sembari melarikan diri

dari berjuta juta pedih hinaan lampau terendapkan


aku menemukannya...

di pojok ruang sunyi itu

kita bertegur sapa

saling bertukar cerita dalam tawa

lalu,

tiba tiba hadir kisah asmara


aku berdendang sekerasnya

keajaiban melupakan lampau tanpa perlu berlari dari dosa


kini, aku tahu

tiada maksud dia melukaiku

hanya hidup harus berjalan selalu


dia pergi

meninggalkan nyeri

walau tiada sedalam lampau kekasih


kini, aku mengenalmu

di dalam ruang yang aku anggap kosong


ruang gelisah tiada resah

aku tak harus mencarimu

karena kau katakan,

aku tidak kemana mana


aku temani sampai di mana ujung heningmu

tiada kan pernah kucari

tiada kata seindah terucap dari diri


aku nyaman bersamamu


jendela kata,

kau kenalkan aku dengan begitu banyak teman serta kawan istimewa

semoga bisa menjadi saudara tidak hanya di alam maya..


denganmu,

aku rasa...

kita mempunyai rasa yang sama


cukup,

biar jadi rahasia saja ^_*

Ruang Kita Sayang ^_^

masih berpijak pada jejak yang sama

menggigil kala diam mengingat engkau dalam hati terpendam


meracik bayangmu dalam secangkir asa

tidak terasa manis juga belum hambar


aku mengenalimu di kala butuh sandar

lalu memelukmu tiada berniat meninggalkanmu


kau sama dan selalu ada

dalam poci poci yang mengurai siap jika kau tiba

pada ruang gelap


ini ruang kita..

ruang nurani menganyam asa tanda tanya

tempat lorong lorong sesak kerinduan bergejolak

rumah di mana rindu kita selalu tergelak dan terbahak

29 Agustus 2010

Di sunyi, Kasih Kita

berkecipak sejuta kata keluar dari bibirku

kala mendengar suaramu menyahut pelan di ujung sana

tak dapat ku henti kalimat demi kalimat

berduyun duyun bersegera

meminta perhatian akan diammu


kerinduan mengoyak ngoyak sunyi

yang selama ini setia menemani

menoreh noreh hati yang selama ini berkarat akan sepi

melebur menjadi kebisuan terdalam kala hening kita ciptakan


ternyata kata kata milikmu yang paling indah adalah,

kala diammu,

di sana mengilu rinduku


ketika hening mewakili sejuta perasaan tentang kita

maka,

biarkan tanda tanya

menambah erat kasih tanpa lara

Memintal Jiwa

membasuh wajah berserat kata kata

menggoda saat tatapan kita beradu

memanja kalbu kutak jemu

memuntir hati ketika terpelintir kasihMu


pada kesadaran aku harap

pada kebulatan jejak jejak kalimat

Kau urai begitu menyemburat


aku pertapa yang tak mau diam

memahat doa tak sabar akan nyata

tapi hidup bukanlah seperti memintal mintal sumbu,

menambal malam seperti meniup debu


bagaimanapun,

aku hanya orang biasa

yang tak letih untuk selalu memahat asa

agar tak selalu tertunda rasa

untuk kelak menyinari jiwa raga

Ini Hati Apa lagi..:(

Hati seperti apa ini tuan,

aku tidak tahu

kalbu seperti apa ini tuan,

aku tidak mengerti

hanya mendongak tanpa mau peduli


menerabas

tanpa mau tali di lepas


kurang apa lagi ini

tetap aku tak peduli

merajut kelu tapi ingin selalu bernyanyi


duh,

lagi lagi aku manusia lemah

sering merasa kalah

akan tabiatku tak mau pasrah..


saat ini kucoba untai untukmu

merubah segala mauku

membuat irama tiada sendu


belajar menyapu kabut

agar hati kita tidak mawut...


semoga...

27 Agustus 2010

Menakar Rindu

tidaklah cukup kurangkai kata kata

untuk aku jadikan suatu bahasa

bila kata kata hanya berubah menjadi bayang

ntuk menghitung jejak sang bintang


menatap rembulan kala malam

meniduri mimpi tak ingin terbangun dalam kelam

mengecup lembayung saat silam

membayangkannya kala mata terpejam


duhai rindu..

kala kalbu kita bercumbu

membelai asa asa terikat belenggu

mengurai mimpi.. memecah semu

tidak kita cari cari.. namun hati bertemu


mencoba memecah pasung dalam relung

kutemukan detak detak jiwa kita tiada terkurung

membelai malam ketika diam merenung


hempaskan segala hasrat

menciptakan kenangan bergeliat

genggam rinduku dengan erat

ikat ucap hatiku dengan erat jabat


biar bayang membias

mengitari kabut berkias kias

kelak kan kita jumpa

saling merasa sama sama terpana

rindu menumpuk sebegitu besarnya

jelas sudah melebihi batas takarnya....

Terserah Engkau Tuhan

merenung...

dalam relung

mencari letakMU di hatiku

begitu besar

begitu kuat

begitu hangat

akan namaMu begitu rekat

hingga isi ronggaku hampir tak muat

sesak,


tajam kalimat resah

dari hati gelisah

mengurai makna sembari mendesah desah


Tuhan,

jiwaku gelisah

hati tak tenang tak tentu arah

mendekat padaMU aku merasa lemah


aku pasrah

akan kehendakMU

kerna,

Engkau Kuasa di atas Segalanya..

26 Agustus 2010

Duhai Cermin.. ^_^

indah bebayang memilukan

dari ketakutan seorang diri

menggapai angan

merangkuli gejolak menjiwai hati terprasasti


memikul biduk membaca kata dalam cermin

merasakan ke ayuan dalam pesona

saat mata bergumam dalam diri


dia tidak berdusta

dia tidak berprasangka

selalu mengatakan yang sejujurnya

bahwa, aku cantik...


sungguh !

aku cantik


cermin

cermin

cermin


aku menyayangimu

bukan kerna kau selalu mengatakan apa adanya

tentang aku

bahwa aku ayu..


cermin

aku menyayangimu

kerna

teman setiaku di kala sendu

dikala duduk mengilu

dikala aku tertawa terguyu


kau selalu setia

walau aku merasa kosong

kau tak pernah berbohong


selalu menantiku

di sudut pojok ruang itu

membisiki aku dalam lamunan

membelai aku dalam bayang

mengusap airmataku sepenuh sayang


cermin

kau datar

namun penuh makna tergambar


cermin,

aku sayang padamu :)

K A M U

serenada rindu tentangmu

menari lincah di pelupuk kalbu

memutar kata mencari luruh merongga

yang terlalu kuat dalam dada


kau kosongku

yang memenuhi setiap biduk dalam jernih itu

menerobos lembayung mencari senja

membuka pintu akan tawa bergelora


pada nadirku

kutemukan tidak di kamu

kau penyemangat itu

tidak boleh berputus asa katamu


kau ceria di kala lelahku

kau mata jiwa di kala senduku

kau penguatku saat tatapan beradu


Wahai kekasih

remuklah dalam dada ini sepenuh kasih

jangan berprasangka akan banyak perkara

karena aku tahu

itu tak kau suka


kau senduku

bila aku merindumu


temui kamu di pojok ruang itu

15 Agustus 2010

Beri Sedikit Putik Mimpi Itu..

menempuh keyataan dalam keterasingan

memukul biduk melepas bayang

berjanji pada diri


tak !

jangan !

tidak boleh !

mengeluh..

duh...


namun hatiku bukan palu

yang selalu kuat menghantam paku


aku manusia

tidak selalu sempurna


mengikuti maumu

melempar putik mimpiku


aku manusia

sesekali biarkan aku merdeka

dengan berbagai macam fikiran mengembara

agar tak pekat matahari dalam diri..


biarkan aku bersinar

mengikuti hati berpancar

melepas kabut tanpa merangkak

memunguti asa lama terserak


tanpa..

harus mengabaikanmu..

13 Agustus 2010

Materi Itu Kosong !

Tubuh tubuh gelisah tersengat panas resah
Dikala siang bolong menggeliat suara suara menggonggong
Meminta lapar sang perut keroncong
Meluka diatas tanah kosong
Yang penuh dengan teriakan teriakan melonglong
Berkejaran menempuh gelap
Mengejar luka pada segelas materi pipih


Hak siapa !

Hak siapa !


Kala tubuh bersinabuh dengan kelaparan..
Menangis di cumbui lalat
Berkejaran diatas tubuh tanpa daya..
Di Etopia,
Di Somalia,
Di penjara penjara
Tak sedikit juga
Di Indonesia...


Sama saja..

KELAPARAN..


Congkak melongkak
Sombong menengadah bersama digeliat hampa
Mendongak apa yang di bela ??

Uang ??

Bohong !

Merasa wajar dalam mengejar

Dan semua itu KOSONG..!

Mencuri Waktu UntukMU

kepak itu aku hentakkan

terkembang menujuMu

nafas kuhembuskan

untuk meraih saksi


mencuri doa di tengah sunyi

berharap pada rembulan

aku menjelma bisu dalam temaram


terisak aku di pangkuan malam

aku harus Kau tepuk

agar jiwa tak makin meremuk


aku membelaMu

walau bernanah nanah

dan sering melupa


detak detak tabuh aku gendangkan

berirama beriringan

senyawa melodi berurutan

mendendangkan nada nada doa gemulai dalam diri


untuk menjilati jiwa dalam khusyu..




Tuhan... Aku Cinta padaMu....

09 Agustus 2010

Cepat Sembuh Bapak

Bapak,
kuat gagah perkasa engkau di dalam hatiku selalu
walau saat ini terlihat tubuhmu layu

aku menangis rindu dalam diamku..
kala mengingat percakapan kita dulu,
tentang masa kecilmu
yang begitu gagah
dalam pelarian seorang buang
yang berontak akan tanah kelahirannya

bapak,
aku merindumu
tiap jam tiap detik..
aku mengingat masa kecilku
dulu,
memainkan kulitmu yang mulai luruh
membandingkan dengan milikku
yang terasa kukuh..

bapak,
gagahmu.. perkasakanku
keberanianmu ada padaku

tuk tidak takut
mendengarkan kata hati
tuk tidak boleh
membohongi hati nurani
tuk menyayangi
sesama teman kekasih hati
dan,
tuk berani
menantang dunia dengan kemampuan yang aku miliki

bapak, perjuanganmu dulu begitu keras
begitu panas..
begitu lepas
menghentakkan segala kekuatan yang kau miliki
tuk membesarkan kami

kaki kakimu
membara melangkah
membuang serapah
bahwa Jakarta harus kau taklukkan demi kami
anak anakmu
yang sekarang berdoa dalam rindu
untuk kesehatannmu...

cepat sembuh pak...!

08 Agustus 2010

Indahnya Nestapa Kita

nestapa
nestapa
nestapa

hanya berkubang duka membelah pilu mencari laksana
mencari senyummu pada rona sang surya
ngilu membayangkan dirimu
berjuntai makna membelah cakrawala
merundung gigil akan aneka warna yang kau punya

jangan lepaskan !
kecuali kau tinggalkan satu pesan
bukan takut kehilangan
hanya tak ingin membelah malam
mencari wajahmu laksana seringai
jangan menakutiku akan satu hal

Akan kata kata "ENTAH" yang berlari di kegelapan
berkelitik di balik senyum rembulan
yang tak sanggup
menghias rupamu lagi di balik sesungging awan

jika kita sepasang nestapa
tidak kuharap lagi tawa berubah duka

ku tetap merangkulmu dalam makna
memberi arti pada "kala"
di emperan sukma merasuk tak hanya lara


Kasih Kita..

04 Agustus 2010

Kan Kugilas Habis Semua Kacauku Untukmu..

gemilang petang berwarna jingga..
tersudut bulan mencari sinarnya
tidak mau bosan hanya nampak lurus
selalu beriringan ku takut meredup

lakumu bagai surya
ku tak mau hanya tawa
kau tawarkan pada lara

akupun mau sesekali kau murka
akan seperti apa indah kurasa
menambah degup pesona akan warna
dari segala rupa yang kau punya

tetaplah menjadi matahari
tak sungkan menunjukkan sangkar emasnya
walau sesekali menahan kantuk
ketika harus kembali ke dalam wajah yang sesungguhnya..

aku nyaman bersamamu...
siapaun engkau..
kan ku hancurkan segala yang melinggis dalam laraku..

untukmu...

01 Agustus 2010

Puisi Tidak Sempurna

Puisi Tidak Sempurna

gemerlap senyap riuh rendah
bercumbu menyapa malam
terpesona pada bintang
rendah gemulai mencipta karya

aku berfaham cumbu rayu
berdusta pada sembilu
memupuk geram berpaku rasa
dalam ketulusan cinta

aku mencintaimu apa adanya..
bukan karena ada apanya
mencari imaji akanmu dalam semu,
kau kujamah tertahan amarah
melepas kondisi serba tidak sempurna
aku menyayangimu sedalam rasa
semampuku berkata manja..


hari ini,
kusampaikan padamu
kecup ramah rembulan pada matahari
mengabarkan berita dari diri

agar engkau tahu,
betapa aku mengasihimu

Mantra Doa Tersasar

Puji pujian hanya mantra tersasar yang membelah langit mengurung jiwa dalam nurani sempit yang seolah olah merapal kata tengadah wajah mengurai makna kata tanpa sudah

Lenakan terlena manusia dalam jiwa yang sempit doa doa berkalam kesenduan akan puja puji Maha kuasa dalam sanubari relung gelora rintik rindu pada Tuhan menjentik api memetik pelangi

memohon,
Dia kan mengabuli

Kidung Sepiku

bulan menerka seorang diri
kala padam
kala mati
kala hati
berjumput mimpi

kembali menyadari diri
matahati
tidak datang sendiri

melagukan rinai lirih
menyusuri sepi
menuai padi
tak beranjak menepi

aku padam
tidak mati
tidak mau lari
meski kunikmati
tetap perih !