26 September 2010

Judulnya, Terserah..

tiba tiba jemariku bergeletar

menuliskan jiwa jiwa pada tepian sunyi

pada prahara tumbang runtuh

pada makam makam yang terlihat teduh


kemerdekaan berada pada tapal detik

ketika kekuatan hati sudah tidak mampu menahan lagi

apa yang terlalu lama sudah di endapkan


dan panah api harus aku luncurkan

bukankah kalimat kalimat panasmu lebih dulu kau tancapkan

dan aku tak akan membiarkan

nuraniku lebur oleh kesombonganmu


akhirnya,

maafkan Tuhan...

jika kata sakral itu harus aku ucapkan


aku tetap yakin..

di belakang panggung kami

tetap ada Engkau..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar