04 September 2010

Wahai, Angin nan Gigil

terkepung segala macam mimpi mimpi

membuai kala mata tersuluh rupa matamu

malam...


airmata mengapung sembunyi

rindu menuai torehan

menggigil kala aku mendekap gambarmu


duhai rindu,

sentuh lipur kalbuku

tidak perlu engkau bertanya

karena aku juga tiada bisa menjawabnya


setiap lapisan kasih

membelai lembut remah

ombak mempermainkan bidukku


wahai angin,

gemuruhkan sabda getarku

agar bayangnya menyelindap titisan memeluh kalbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar