25 September 2010

Untukmu Tanah Merahku

semilir pekat di ujung negeri

menangis membisu pecah berselimut tanpa henti


meratap anak zaman melabuh sangkar sepi

terkoyak tanah merah tanpa peduli


kau sakit !

aku perih !

kau diam..

aku tak terima hinaan !


terkoyak negaraku tiada sakti lagi

burung gagak hanya pajangan

hilang arti walau pada kaum papa


lempar melempar terbuncah hasrat kebencian

prahara pecah di ujung kemunafikan

menguak cakrawala

kini kosong tanpa inspirasi


hanya ada membela kaumnya sendiri

tak ada rasa peduli pada negeri

yang sekarat dan kian melarat

pada kerakusan, ketamakan..

tak mau membenahi...

hanya cari tampang lewat koran koran


duh, negeriku jadi biadab

melihat batu batu berterbangan tak kenal adab

kemana lagi akan kau tambal ujung kain pada singgasana lama koyak


hati...

tempat segala labuhan yang menyejukkan


kan kugilas hatimu..

kan ku arak walau aku harus merangkak


tiada hujanpun rela aku menyiram kegalauan

untuk anak anak bangsa pada tanah merah melara


ku kirim doa.. karena hanya Dialah,

Tuhan...

maha segalanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar