29 Desember 2010

Damainya Pagi Di Hati

mengenangmu pagi

seperti hari kemarin

menjumput hari sekelebat sinar

pada pikiran yang menyilau

menuju hati tiada galau


mengalir air ke dalam kalbu

menjadikannya embun yang bergelimang di dedaunan

menyulapnya menjadi basah

menghembuskan rona tanah tak perlu resah


matahari pelanpelan meninggi

merasakan aliran hangat kenyut nadi

merasakan debar segejolak gumpalan awan

akan gundah yang pelanpelan mulai berjatuhan


aku kepayang

pada hitamnya kopi yang kutuang

memberikan kedamaian setiap musim yang pasti terulang


aku bersujud

menciptakan hening di pagi

laksana puisi seharum melati

yang kutulis pagi ini


padamu, Tuhan.

aku bersyukur

akan limpahan kasihMu

yang tak kan mungkin terukur





(27 Desember 2010)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar