~
ketukan ketukan derita itu datang
tak tahu kemana
ketika kesedihan mengumbar tangis yang sudah tidak bisa mengeluarkan airmata
lagi...
ketika telaga pada mata sudah tidak menjadi perlambang
hanya mencoba untuk tersenyum
melihat kesaksian alam yang sebegitu marah
rerumputan kering di tebas lumpur bencana
kenapa kematian ini datang secara bergerombol
tidakkah
Kau kabarkan terlebih dahulu lewat nyanyian ombak
yang terbiasa menyapa
atau hembusan angin sahabat
milik para anak anak telanjang
di kaki langit atas padang ilalang
tawa,
keikhlasan mendupa rupa
lewat gemetar tapak seolah tak menapak
matahari masih setia
rembulan malam kan bersinar
jawaban itu tak kemana hendak dicari
pada marah alam yg meluluh lantakkan harmony
yang sekian lama berdiri
jiwa jiwa berkabung, teduhlah
lukisan bumi tiada berseri bukan kerna tanah sudah tak mau peduli
dengarkanlah
setiap keluh kupu kupu tua bercerita
mengeluh tanahku sudah tak harum lagi
dengarkan setiap gelak kepahitan bunga kamboja
rindu akan makam tumbuh di bawahnya
menyedihkan..
sunggiuh menyedihkan
sedih di hatiku..
tidak seberat kesedihan di hati pemilik nestapa
wahai duka tanah
Wasior...
(13 oktober 2010)
1 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar