semilir pekat di ujung negeri
menangis membisu pecah berselimut tanpa henti
meratap anak zaman melabuh sangkar sepi
terkoyak tanah merah tanpa peduli
kau sakit !
aku perih !
kau diam..
aku tak terima hinaan !
terkoyak negaraku tiada sakti lagi
burung gagak hanya pajangan
hilang arti walau pada kaum papa
lempar melempar terbuncah hasrat kebencian
prahara pecah di ujung kemunafikan
menguak cakrawala
kini kosong tanpa inspirasi
hanya ada membela kaumnya sendiri
tak ada rasa peduli pada negeri
yang sekarat dan kian melarat
pada kerakusan, ketamakan..
tak mau membenahi...
hanya cari tampang lewat koran koran
duh, negeriku jadi biadab
melihat batu batu berterbangan tak kenal adab
kemana lagi akan kau tambal ujung kain pada singgasana lama koyak
hati...
tempat segala labuhan yang menyejukkan
kan kugilas hatimu..
kan ku arak walau aku harus merangkak
tiada hujanpun rela aku menyiram kegalauan
untuk anak anak bangsa pada tanah merah melara
ku kirim doa.. karena hanya Dialah,
Tuhan...
maha segalanya...
4 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar