tiba tiba jemariku bergeletar
menuliskan jiwa jiwa pada tepian sunyi
pada prahara tumbang runtuh
pada makam makam yang terlihat teduh
kemerdekaan berada pada tapal detik
ketika kekuatan hati sudah tidak mampu menahan lagi
apa yang terlalu lama sudah di endapkan
dan panah api harus aku luncurkan
bukankah kalimat kalimat panasmu lebih dulu kau tancapkan
dan aku tak akan membiarkan
nuraniku lebur oleh kesombonganmu
akhirnya,
maafkan Tuhan...
jika kata sakral itu harus aku ucapkan
aku tetap yakin..
di belakang panggung kami
tetap ada Engkau..
4 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar